Pemilik Pangkalan Kerap Terima Pasokan Tabung Gas Bocor, Ini yang Dilakukan
MUKOMUKO – Terkadang sering ditemukan. Konsumen gas elpiji mengeluh. Pemakaian gas belum ukurannya, sudah habis. Perlu biaya lagi beli gas baru. Karena elpiji sudah menjadi kebutuhan sehari-hari sebagian besar masyarakat. Belum lagi persoalan lain. Konsumen juga kerap dihadapkan dengan masalah kerusakan tabung, kebocoran dan kelangkaan gas. Namun tiga persoalan ini sudah menjadi makanan bagi konsumen gas elpiji 3 kilogram. Persoalan ini muncul dari tahun ke tahun, dan belum terpecahkan. Menyikapi salah satu dari persoalan itu, salah seorang pemilik pangkalan gas elpiji bersubsidi di Desa Sidodadi, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko ingin berbagi tips. Sebut saja Wardoyo. Ia mengajak konsumen cerdas membeli gas sesuai takaran kilo. Sederhana saja, ada dua langkah yang mesti dilakukan agar gas yang dibeli dari pangkalan sesuai dengan kapasitas beratnya. Kata Wardoyo, langkah pertama untuk mendeteksi tabung bocor, cukup merendam tabung gas ke dalam wadah berisi air. Cara ini lebih jitu dan lebih simple ketimbang teknik lainnya. Langkah kedua, untuk memastikan berat gas sesuai dengan ukuran tabung. Tiada cara lain, setiap transaksi pembelian gas, upayakan minta kesediaan pangkalan untuk menimbang. Kata Wardoyo, pangkalan gas sekarang wajib memiliki timbangan yang akur, sudah ditera ulang dan mengantongi sertifikat uji kelayakan. “Sederhana kok, cara jitu deteksi kebocoran tabung gas cukup merendamkan tabung ke dalam air. Saya pun pakai cara ini ketika menerima pasokan gas dari agen. Kemudian, setiap pembelian harus ditimbang, untuk mengetahui takaran berat gas,” ungkap Wardoyo. Kerap Terima Pasokan Gas Rusak dan Bocor Ketika ditemui Selasa (11/01/2022). Wardoyo mengaku dirinya kerap menemukan tabung gas 3 Kg bocor dan rusak. Hampir setiap kali menerima pasokan, ditemukan adanya tabung gas bocor. Dampak dari kebocoran tabung ini, diakui mengakibatkan gas berkurang dari takaran . “Kita dijatahi gas tabung 3 Kg untuk perminggunya 300 tabung. Begitu kita terima , kita cek, ditimbang lalu direndam. Biasanya, kerusakan dan kebocoran gas yang kita temukan berkisar 10 0ersen dari jumlah kuota, “ ujar Wardoyo, lirih. Tabung gas yang bocor dipastikan tidak dijual ke konsumen. Pengakuan Wardoyo, pihaknya enggan menjualnya, untuk menghindari kerugian bagi konsumen. Setiap tabung yang rusak, perbaiki dan digunakan untuk kebutuhan sendiri. “Kita tidak menginginkan konsumen gas merasa rugi. Setelah diperbaiki, gas bocor hanya dipakai untuk kebutuhan sendiri. Kebetulan istri saya juga pelaku usaha UMKM, jualan mie,” ulasnya. Kepada konsumen diimbau untuk ekstra waspada. Pastikan tabung gas yang didapatkan dari setiap pangkalan aman. “Saat membeli gas, cek dulu kondisi tabungnya. Kemudian, minta ditimbang untuk memastikan berat gas yang dijual. Lebih lagi, pangkalan wajib miliki timbangan gas,” demikian Wardoyo. (nek).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: