Air Dan Bencana Alam Perusak Utama Jalan Mukomuko
MUKOMUKO - Disamping angkutan berat, penyebab lain cepat rusaknya jalan adalah air dan bencana alam. Maka, tidak salah bila di kalangan ahli pembuat jalan ada ungkapan bahwa musuh jalan adalah air. Begitu juga dengan jalan di Kabupaten Mukomuko yang rusak disebabkan oleh genangan air. Hal ini diakui oleh Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mukomuko, Ruri Irwandi, ST bahwa kerusakan jalan di di Kabupaten Mukomuko, baik itu jalan provinsi maupun jalan kabupaten pada umumnya disebabkan oleh air. Dimana banyaknya genangan air di jalan yang melemahkan struktur perkerasan badan jalan atau aspal. Sehingga retak rambut pada lapisan permukaan jalan semakin membesar. Ditambah lagi bila beban lalu lintasnya padat dan berat. ‘’Untuk itu drainase pada konstruksi jalan raya sangat dibutuhkan karena berfungsi untuk mengalirkan air hujan secepat mungkin keluar dari permukaan jalan. Karena drainase jalan hanya berfungsi membawa air dari permukaan jalan, bukan dari kawasan atau wilayah sekitarnya,’’ ungkap Ruri. Lanjutnya, setiap pembangunan jalan instansinya selalu melaksanakan perencanaan matang dan pelaksanaan yang benar. Dalam merencanakan sistem drainase, ada 3 tahap proses, yaitu analisis hydrologi, perhitungan hydrolika dan gambar rencana. Tapi sebenarnya, permasalahan sistem drainase lebih banyak pada masalah non teknis, seperti faktor lingkungan, perilaku masyarakat dan sampah. Menurutnya, kerusakan jalan banyak ditemui pada pertokoan atau perkantoran yang terletak di sepanjang jalan. Umumnya, semua fasilitas dibuat setelah jalan dibangun lengkap infrastrukturnya. Bahkan pada segmen tertentu dilengkapi dengan fasilitas pejalan kaki, sehingga ada ruang antara gedung, tempat parkir dan jalan, termasuk bahu jalan. ‘’Karena, kebanyakan oleh pemilik toko atau kantor dan rumah tinggal, saluran terbuka ditutup secara permanen dengan menggunakan beton semen masif untuk mempermudah akses keluar masuk. Akibatnya saluran terbuka berubah jadi saluran tertutup rapat yang menyebabkan saluran tidak berfungsi sama sekali. Dan air di permukaan jalan tidak mempunyai kesempatan untuk mengalir ke saluran air atau drainase,’’ jelas Ruri. Tambahnya, selain air, penyebab utama kerusakan jalan juga disebabkan bencana alam. Mulai dari gempa bumi, banjir, longsor dan bencana lainnya. Menurutnya, ada hukum atau sanksi terhadap perilaku masyarakat yang menyebabkan kerusakan atau gangguan jalan, tapi masyarakat seperti tak peduli. ‘’Jka masyarakat mengetahui bahwa biaya membuat jalan itu mahal, pasti mereka akan sunguh-sungguh menjaga dan merawatnya bersama. Sayangnya masyarakat banyak bersikap tidak mau peduli,’’ tutup Ruri. (api)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: