Curah Hujan Tinggi, Illegal Logging Bisa Meningkat

Curah Hujan Tinggi, Illegal Logging Bisa Meningkat

AIR MANJUTO – Awal 2020 ini curah hujan di Kabupaten Mukomuko, cukup tinggi. Seiring dengan itu, debit air sungai mengalami kenaikan. Pada satu sisi, masyarakat mudah mendapatkan air serta bercocok tanam. Sisi lainnya, kondisi ini kerap dimanfaatkan oleh oknum warga untuk melakukan pembalakan liar atau illegal logging. Peningkatan debit air sungai, memudahkan warga dalam mengangkut kayu-kayu curian. Koordinator Office, PT. Sipef Biodiversity Indonesia (SBI), Sugeng Prantio, H.Hut, menyampaikan, selama ini, pelaku illegal logging selalu memanfaatkan aliran sungai untuk mengangkut kayu curian.

Saat musim kemarau, tingkat pencurian kayu turun karena penyusutan debit air. Saat musim hujan tiba, rawan terjadi peningkatan pencurian kayu dalam kawasan, baik dalam Hutan Produksi terbatas maupun dalam Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). ‘’Selama ini, kayu hasil curian diangkut dengan memanfaatkan aliran sungai. Saat musim hujan, illegal logging rawan meningkat,’’ ujar Sugeng.

Sugeng juga menyampaikan, saat ini daerah yang masih rawan illegal logging adalah di wilayah perbatasan antara Provinsi Bengkulu dengan Sumatera Barat (Sumbar). Penangkapan 5 warga pada 26 Februari lalu, tidak menjadi jaminan illegal logging sudah habis. Buktinya saat anggota PT. Sipef melakukan patroli intern, masih terdengar suara gergaji mesin dalam kawasan TNKS. Bukti lain, puluhan balok log, yang ditinggalkan oleh 5 pelaku terduga illegal logging hilang dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sugeng juga menyampaikan, dalam rangka menjaga wilayah kerja dari illegal logging, pihaknya akan meningkatkan patroli intern.

‘’Tunggul yang ada dalam wilayah kami sudah didata satu per satu dan dikasih nomor. Jika ada penebangan baru budah diketahui. Hasil pendataan, ada 67 tunggul yang ada dalam wilayah kerja kami, baik yang baru maupun yang lama,’’ demikian Sugeng.(dul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: