Kanker penis adalah kondisi langka, tetapi risikonya lebih tinggi pada pria yang tidak disunat. Sunat dapat menurunkan risiko kanker penis dengan menghilangkan lingkungan lembap di bawah foreskin yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Selain itu, sunat juga mengurangi risiko infeksi HPV, yang merupakan faktor risiko utama kanker penis.
Meningkatkan kebersihan
Sunat membuat perawatan kebersihan penis menjadi lebih mudah. Penis yang disunat lebih mudah dibersihkan karena tidak ada foreskin yang dapat menampung kotoran, bakteri, atau smegma (sekresi kulit yang dapat menyebabkan bau). Hal tersebut sangat penting bagi anak-anak yang belum mampu menjaga kebersihan pribadi secara mandiri, mengurangi risiko infeksi atau iritasi.
Mengurangi risiko infeksi pada pasangan di masa depan
Sunat tidak hanya bermanfaat bagi anak laki-laki, tetapi juga bagi pasangan mereka di masa depan. Penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah untuk menularkan HPV kepada pasangan wanita, yang dapat menyebabkan kanker serviks. Sunat juga mengurangi risiko infeksi bakteri, seperti vaginosis bakteri pada pasangan.
BACA JUGA:Kemelut Pemecatan Alfian dari Ketua Fraksi Hanura DPRD Mukomuko Penuh Tanda Tanya
BACA JUGA:Dewan Mukomuko Desak Eksekutif Percepat Realisasi Anggaran Pembangunan 2025
Menurunkan risiko peradangan kronis
Peradangan kronis seperti balanoposthitis (infeksi foreskin dan kepala penis) lebih sering terjadi pada anak laki-laki yang belum disunat. Sunat dapat mencegah kondisi ini dengan menghilangkan foreskin, yang sering menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan jamur. Hal ini membantu menjaga kesehatan penis anak dalam jangka panjang.
Prosedur aman dengan risiko komplikasi rendah
Sunat pada anak, terutama bayi, adalah prosedur yang relatif aman jika dilakukan oleh tenaga medis terlatih di lingkungan steril. AAP melaporkan tingkat komplikasi sunat pada bayi hanya sekitar 0,2–0,6%, dengan masalah seperti perdarahan atau infeksi ringan yang mudah ditangani.
Prosedur ini juga lebih sederhana dan cepat pulih pada anak dibandingkan pada dewasa, menjadikannya pilihan yang lebih aman di usia dini.*