Proses ini akan membuat Matahari kehilangan lapisan-lapisan terluarnya, yang kemudian membentuk nebula planet, sementara intinya akan runtuh menjadi katai putih yang sangat padat dan panas.
Katai putih ini akan terus mendingin selama miliaran tahun hingga akhirnya berhenti bersinar.
Ilmuwan sudah memprediksi siklus kehidupan bintang, termasuk Matahari, melalui pengamatan bintang lain yang memiliki karakteristik serupa.
BACA JUGA:Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Bikin Kulit Wajahmu Cerah Bercahaya
BACA JUGA:Jangan Gunakan Racun Tikus Sembarangan! Ini Dampak dan Cara Mengusir Tikus yang Lebih Aman
Berdasarkan penelitian ini, para astronom dapat memperkirakan dengan cukup akurat kapan fase-fase evolusi Matahari akan terjadi.
Saat ini, Matahari diperkirakan berusia sekitar 4,6 miliar tahun, dan masih ada waktu yang sangat panjang sebelum perubahan ini benar-benar terjadi.
Meskipun skenario ini terdengar mengerikan, umat manusia memiliki banyak waktu untuk bersiap.
Teknologi yang terus berkembang memungkinkan kita untuk mencari solusi alternatif, seperti menjelajah dan kolonisasi planet lain.
Skenario ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana alam semesta bekerja, serta bagaimana kehidupan di Bumi hanya merupakan bagian kecil dari siklus kosmis yang jauh lebih besar.
Akhir dari Bumi yang ditelan oleh Matahari bukanlah sesuatu yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Namun, pemahaman tentang siklus hidup Matahari ini memberikan kita perspektif tentang betapa pentingnya menjaga planet ini dan memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan bijaksana.*