RMONLINE.ID – Banyak orang percaya bahwa semakin banyak keringat yang keluar saat berolahraga, semakin banyak pula lemak yang terbakar.
Anggapan ini cukup populer di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang sedang giat menurunkan berat badan. Namun, benarkah keringat bercucuran menjadi indikator pembakaran lemak yang efektif? Faktanya, hubungan antara keringat dan pembakaran lemak tidak sesederhana itu. Mari kita bedah lebih lanjut fakta sebenarnya di balik mitos ini.
Keringat merupakan mekanisme alami tubuh untuk mengatur suhu internal. Ketika berolahraga, suhu tubuh meningkat, dan tubuh akan mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri.
BACA JUGA:5 Kepribadian yang Menandakan Kamu Merupakan Seorang Psikopat, Waspada!
BACA JUGA:Cara Mudah Menghilangkan Bekas Mentega pada Alat Masak, Cukup Pakai Trik Ini
Kelenjar keringat akan melepaskan cairan yang terdiri dari air, garam, dan sedikit mineral lainnya ke permukaan kulit. Proses penguapan keringat inilah yang membantu menurunkan suhu tubuh dan menjaga agar tidak terjadi overheating. Jadi, keringat lebih berperan sebagai sistem pendingin tubuh, bukan indikator langsung dari jumlah lemak yang terbakar.
Jumlah keringat yang dikeluarkan setiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh faktor genetika, intensitas latihan, suhu dan kelembaban lingkungan, jenis pakaian yang dikenakan, serta kondisi fisik masing-masing.
Seseorang dengan metabolisme tubuh yang lebih cepat cenderung berkeringat lebih banyak. Begitu pula saat berolahraga di lingkungan yang panas dan lembab, produksi keringat akan meningkat. Oleh karena itu, banyaknya keringat tidak bisa dijadikan patokan utama untuk mengukur efektivitas pembakaran lemak.
BACA JUGA:3 Alasan Kenapa ENFP Menjadi Teman Terbaik yang Bisa Diandalkan
BACA JUGA:Apa Itu Silent Walking? Tren Viral yang Mengajak Anda ‘Berjalan Hening’ dan Menikmati Manfaatnya
Lantas, bagaimana cara mengetahui seberapa banyak lemak yang terbakar saat berolahraga? Jawabannya adalah dengan mengukur intensitas latihan.
Intensitas latihan dapat diukur dengan menghitung detak jantung atau menggunakan skala Borg, yaitu skala subjektif untuk menilai seberapa keras tubuh bekerja. Semakin tinggi intensitas latihan, semakin banyak kalori yang terbakar, termasuk kalori dari lemak.
Jenis olahraga juga memengaruhi jumlah lemak yang terbakar. Olahraga kardio seperti lari, bersepeda, dan berenang efektif untuk membakar kalori dan lemak.
Sedangkan latihan kekuatan seperti angkat beban lebih fokus pada pembentukan massa otot. Kombinasi keduanya akan memberikan hasil yang optimal dalam program penurunan berat badan.
Selain olahraga, pola makan juga memegang peranan penting dalam pembakaran lemak. Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang akan mendukung proses pembakaran lemak dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pastikan asupan kalori harian lebih rendah dari jumlah kalori yang dibakar agar tubuh dapat menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi.