Mereka lantas menemui sejumlah pejabat dengan mengaku sedang melakukan muhibah ke sejumlah daerah di tanah air. Dengan dandanan yang meyakinkan, para pejabat pun menyambut dengan tangan terbuka atas kunjungan Raja Idrus dan sang permaisuri.
Idrus dan Markonah diterima oleh Presiden Sukarno di Istana Negara. Mereka berencana berkeliling ke beberapa kota di pulau Jawa. Sukarno pun bersedia memfasilitasinya.
BACA JUGA:Keberadaan 57 Ton Emas Soekarno Di Bank Swis Terus Menarik Perhatian, Ini Kata Sejarawan
BACA JUGA:Saat Buya Hamka dan 3 Tokoh Nasional Mendekam di Penjara, Korban Politik Soekarno
Harapannya agar Idrus bisa melihat dan belajar perkembangan kota-kota. Kala itu Bung Karno memang sedang membutuhkan dukungan rakyat untuk membebaskan Irian Barat yang masih dikuasai Belanda.
Di istana, tentu saja keduanya mendapat sambutan dan dijamu layaknya tamu terhormat. Tidak ketinggalan mereka juga diberi uang untuk misi membantu pembebasan Irian Barat.
Bahkan diberitakan mereka menginap dan makan gratis di hotel selama berminggu-minggu.
Raja Idrus digambarkan sebagai sosok pria berusia sekitar 42 tahun dengan kostum ala militer. Sedangkan penampilan Ratu Markonah juga tak kalah menarik perhatian. Markonah yang menjabat sebagai permaisuri Raja Idrus selalu memakai kaca mata hitam saat tampil di hadapan publik.
BACA JUGA:Pidato Presiden Soekarno Ini Masuk Daftar 'Memory of the World'
BACA JUGA:Bupati Mukomuko Turut Hadiri Giat GMPF Tabur Bunga di Makam Fatmawati Soekarno
Pertemuan Idrus dan Markonah dengan Bung Karno pun diberitakan media massa waktu itu. Koran Marhaen dan Duta Masyarakat waktu itu memasang foto pertemuan Markonah dengan Bung Karno.
Di foto itu, Markonah dengan kaca mata hitamnya bersama sang suami berpose bersama Bung Karno. Di keterangan foto disebutkan, "Raja Idrus dan Ratu Markonah akan membantu pembebasan Irian Barat".
Harian Belanda Leeuwarder Courant pada 7 April 1959 menulis, "Dalam perjalanan itu Idrus mengaku memiliki 18 orang istri. Selain itu, dia mengklaim mempunyai istana besar di salah satu gua raksasa.
Di dalamnya terdapat mumi dari 40 orang Jepang dan Belanda". Dalam perjalanan ke beberapa kota, mereka berdua dikawal voorijder layaknya pejabat.
Namun pada akhirnya, identitas asli Raja Idrus dan Ratu Markonah pun terungkap. Kedok mereka terbongkar saat pasangan suami istri itu jalan-jalan di sebuah pasar di Jakarta.
Saat itu ada seorang tukang becak yang mengenali Idrus. Karena ternyata, Idrus itu adalah rekan se-profesinya yang sudah lama dikenalnya.