Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas hak monopoli. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol.
Kedua negara sempat membagi dua wilayah jajahan dalam perjanjian Saragosa. Spanyol menjajah bagian barat dan Portugis pada bagian Timur. Kedua negara ini akhirnya bersatu dibawah kekuasaan Philip II tahun 1580.
Namun dalam perjalanannya, persaingan keduanya masih saja terjadi, karena ingin menopoliti.
BACA JUGA:Era Penjajahan Jepang, Masa Kelam Wanita Indonesia, Dijadikan Jugun Ianfu
Sebelum terjadi perang besar antara kedua bangsa tersebut yang akhirnya diselesaikan dengan Perjanjian Saragosa. Berdasarkan perjanjian tersebut, Spanyol harus keluar dari wilayah Maluku dan kembali ke Filipina. Sedangkan Portugis tetap berkuasa di Maluku dan melakukan aktivitas monopoli perdagangan.
Belanda datang pada tahun 1596 tentunya menjadi ancaman bagi Spanyol dan Portugis. Keduanya tidak ingin membagi tanah jajahannya kepada Belanda.
Ternyata Belanda jauh lebih kuat. Negeri Kincir Angin itu mulai mendirikan dinasti perdagangan VOC di Banten pada tahun 1603. Bahkan, Belanda juga merebut benteng Portugis di Ambon dan membangun pusat perdagangan di sana.
Pusat perdagangan Spanyol di Manila juga turut Belanda alih pada tahun 1609. Perlakukan Belanda membuat Juan de Silva sebagai Gubernur Spanyol di Filipina geram. Ia ingin menghancurkan Belanda yang telah mengambil alih jalur perdangannya.
BACA JUGA:Cerita Nasib Malang Wanita Indonesia Menjadi Jugun Ianfu Dimasa Masa Penjajahan Jepang
BACA JUGA:Susu Air Beras, Jadi Kangen Kampung Halaman, Awalnya Dari Sini, Ketika Penjajahan Belanda
Juan de Silva bersama Gubernur Portugis, Jerónimo de Azevedo, sepakat membangun armada untuk menyerang Belanda di Manila.
Sayangnya, pada tahun 1651 armada Portugis tak kunjung datang ke Manila. Hingga akhirnya, Juan de Silva memerahkan sendiri armada Spanyol ke Jawa dan Maluku.
Ia juga turut membawa senjata perang dengan 2000 tentara Spanyol dan 500 tentara bayaran Jepang.
Spanyol mendapati Portugis telah hancur lebur tahun 1615. Armada Portugis habis dalam perjalanan karena berperang melawan pasukan Aceh dan Belanda.
Hancurnya Portugis di tangan Belanda membuat Spanyol kalang kabut. Pada 19 April 1616, pasukan Spanyol harus berlayar tanpa pemimpin.