Kebocoran data dapat membuka pintu bagi perundungan daring atau cyberbullying. Ketika informasi pribadi seseorang tersebar luas, pelaku perundungan dapat menggunakannya untuk melakukan intimidasi, pelecehan, atau ancaman yang lebih personal dan merusak.
BACA JUGA:Ketularan Pemilu Legislatif, Politik Uang Bakal Menyala di Pilkada 2024
BACA JUGA:Perbedaan Terbaru ASN PPPK dan PNS, Ternyata Mulai Dari Proses Seleksi Tak Sama
Meningkatkan Eksploitas
Salah satu risiko paling mengkhawatirkan dari kebocoran data, terutama yang melibatkan data anak-anak atau remaja, adalah potensi eksploitasi dan grooming online.
Predator online dapat menggunakan informasi pribadi untuk menargetkan dan membangun hubungan dengan korban potensial.
Grooming online adalah proses di mana seseorang membangun hubungan emosional dengan anak atau remaja melalui internet dengan tujuan eksploitasi atau pelecehan seksual.
Dengan informasi pribadi yang didapat dari kebocoran data, predator dapat membuat pendekatan yang lebih personal dan meyakinkan.
Kebocoran data bukan hanya masalah privasi, tetapi juga dapat membawa konsekuensi serius yang mempengaruhi kehidupan seseorang secara signifikan.
Dari penyalahgunaan identitas hingga risiko eksploitasi, bahaya yang ditimbulkan oleh kebocoran data sangat nyata dan berpotensi merusak.
Sebagai pengguna internet, kita memiliki tanggung jawab untuk melindungi data pribadi kita sendiri dan mendidik orang-orang di sekitar kita tentang pentingnya keamanan data. Tetap waspada dan jada data kalian.*