Banyak analis bisnis setuju bahwa boikot terkait Israel memiliki dampak yang relatif kecil terhadap performa finansial Starbucks.
Analis dari berbagai perusahaan investasi besar tidak mencatat adanya penurunan signifikan dalam saham Starbucks yang bisa dihubungkan langsung dengan boikot tersebut.
Starbucks juga memiliki strategi pemasaran dan inovasi produk yang kuat, yang membantu mereka untuk terus menarik pelanggan.
Misalnya, mereka terus mengembangkan menu dengan menawarkan minuman musiman yang kreatif dan beragam, serta memperluas pilihan makanan sehat. Inovasi ini membuat pelanggan tetap datang kembali, terlepas dari isu politik yang mungkin terjadi.
Meskipun Starbucks kerap menjadi target boikot terkait Israel, dampak nyata terhadap bisnis mereka cenderung minimal.
Jaringan global yang luas, reputasi brand yang kuat, dan penanganan krisis yang efektif membantu mereka tetap bertahan di tengah berbagai isu politik.
Pada akhirnya, keputusan pembelian pelanggan lebih sering dipengaruhi oleh pengalaman dan kualitas produk yang ditawarkan Starbucks daripada faktor politik.*