Ketika anggaran tidak sesuai dengan realitas kehidupan sehari-hari, kamu akan lebih mungkin untuk melanggarnya dan merasa frustasi.
Penting untuk membuat anggaran yang mencerminkan pengeluaranmu yang sebenarnya.
Mulailah dengan mencatat semua pengeluaranmu selama beberapa bulan untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang bagaimana uangmu digunakan.
Setelah itu, sesuaikan anggaranmu dengan memperhitungkan kebutuhan dan pengeluaran yang tidak terduga.
Pastikan juga ada ruang untuk hiburan dan kesenangan agar kamu tidak merasa terlalu terbebani oleh anggaran yang ketat.
3. Kurangnya Tujuan Keuangan yang Jelas dan Memotivasi
Tanpa tujuan keuangan yang jelas dan memotivasi, berhemat bisa terasa seperti tugas yang membosankan dan tanpa makna.
Banyak orang kesulitan berhemat karena mereka tidak memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang ingin mereka capai dengan uang yang dihemat.
Tanpa tujuan yang konkret, seperti membeli rumah, membayar utang, atau menabung untuk pensiun, lebih mudah untuk tergoda oleh pengeluaran yang tidak perlu.
Untuk mengatasi masalah ini, tetapkan tujuan keuangan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART).
Misalnya, alih-alih hanya mengatakan “Saya ingin menabung lebih banyak,” buatlah tujuan yang lebih spesifik seperti “Saya ingin menabung Rp20 juta dalam 12 bulan untuk dana darurat.” Tujuan yang jelas akan memberikan arah dan motivasi yang diperlukan untuk tetap berpegang pada anggaran.*