Tradisi Baju Lebaran Asal Usulnya Begini

Minggu 17-03-2024,13:30 WIB
Reporter : Anwar
Editor : Ahmad Kartubi

RADARMUKOMUKO.COM - Lebaran di Indonesia tak hanya sekadar perayaan kemenangan umat Muslim setelah sebulan berpuasa, tetapi juga momen yang sarat akan tradisi dan budaya. 

Salah satu tradisi yang paling kental adalah pembelian baju baru. Tradisi ini bukanlah fenomena modern, melainkan telah berakar kuat dalam sejarah Indonesia.

Menilik ke masa lalu, tradisi baju baru Lebaran sudah ada sejak abad ke-16, khususnya pada masa Kesultanan Banten. 

Pada waktu itu, baju baru menjadi simbol status sosial, di mana keluarga kerajaan membeli pakaian baru, sedangkan rakyat jelata lebih banyak menjahit sendiri.

 Tradisi ini terus berkembang dan menyebar ke berbagai kerajaan di Nusantara, termasuk Kerajaan Mataram Baru di Yogyakarta, di mana masyarakat berbondong-bondong mencari baju baru untuk merayakan Idul Fitri.

BACA JUGA:Ini Tanggapan Sekda, Terkait ASN Pemkab Mukomuko Terjerat Dugaan Korupsi Anggaran RSUD

BACA JUGA:Pejabat Minta Fee Proyek Dalih Untuk Dana Non Budgeter Adalah Korupsi

Pada masa kolonial, Snouck Hurgronje, Penasihat Urusan Pribumi untuk Pemerintah Kolonial, mencatat bahwa tradisi membeli baju baru saat Lebaran telah menjadi bagian dari perayaan yang meriah, 

lengkap dengan hidangan khusus dan saling berkunjung. Ini menunjukkan bahwa tradisi baju baru telah menjadi bagian integral dari perayaan Lebaran di Indonesia, bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Di era modern, tradisi ini semakin berkembang dengan beragam pilihan mode dan gaya yang mengikuti perkembangan zaman. 

Namun, esensi dari tradisi ini tetap sama: baju baru sebagai simbol kesucian dan kebahagiaan setelah sebulan penuh berpuasa. Baju baru di Lebaran menjadi penanda semangat baru dan kegembiraan menyambut hari yang fitri.

BACA JUGA:Jelang Dioperasikan, Rumah Sakit Pratama Ipuh Butuh Puluhan Pegawai

BACA JUGA:Sinopsis Film IMAGINARY, Kisah Wanita yang Dihantui Oleh Teman Khayalannya

Dengan demikian, baju Lebaran bukan hanya soal tren atau gaya, melainkan bagian dari ekspresi budaya yang mengandung makna mendalam. 

Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Indonesia, menggambarkan kegembiraan dan semangat baru setelah sebulan lamanya beribadah.

Kategori :