RADARMUKOMUKO.COM - Salah satu pertanyaan yang sering muncul di benak kita adalah terkait dengan proses memasak yang katanya dapat membuat kandungan gizi makanan yang hilang.
Lantas, apakah tersebut benar?
Suhu panas yang digunakan selama memasak dapat mengubah, mengurangi, bahkan menghilangkan kandungan zat bergizi dalam makanan.
Meskipun tidak semua zat gizi sensitif sudah panas kok mas setiap suhu yang tinggi bisa mengurangi jumlah vitamin dan lemak pada makanan.
BACA JUGA:Berbahaya dan Harus Segera di Atasi, Inilah Tingkatan Kanker Mulut dan Cara Pengobatannya
Vitamin tertentu, terutama vitamin yang larut dengan air, sangat sensitif terhadap panas yang dihasilkan selama proses memasak.
Lemak lebih tahan terhadap suhu panas daripada zat gizi lainnya sehingga akan lebih sulit untuk hilang.
Meski begitu, ketika kita memasak makanan berlemak dengan suhu lebih dari 200 derajat Celcius maka struktur kimia lemak dapat berubah.
Selain itu, menghangatkan makanan ternyata dapat beresiko mengalami sejumlah hal yang berbahaya salah satunya adalah kehilangan gizi dalam makanan tersebut.
Menurut jurnal Food Science and Biotechnology, mengatakan bahwa memanaskan atau memasak sayur dapat berdampak cukup signifikan pada kandungan vitamin dan mengubah komponen fitonutriennya.
BACA JUGA:Inilah Jenis-Jenis Sayuran Rendah Karbohidrat yang Cocok Buat Diet, Apa Saja?
Meski terkesan sepele, sayuran yang dikonsumsi dengan dipanaskan berkali-kali tidak memberi manfaat yang signifikan pada tubuh. Contohnya pada makanan seperti brokoli, kubis, dan bayam.
Ali Ali bermanfaat untuk tubuh kamu justru akan beresiko kekurangan vitamin karena hilangnya zat gizi sayuran yang kita makan.
Adapun beberapa jenis vitamin yang mudah rusak dan hilang karena proses masak atau pemanasan adalah vitamin C dan vitamin B.*