RADARMUKOMUKO.COM - Minyak goreng dan minyak kelapa adalah dua jenis minyak yang sering digunakan untuk memasak, terutama untuk menggoreng.
Namun, apakah Anda tahu apa perbedaan antara minyak goreng dan minyak kelapa? Apakah keduanya sama-sama baik untuk kesehatan, atau ada yang lebih sehat dari yang lain? Berikut adalah penjelasannya.
Minyak goreng adalah minyak yang dihasilkan dari olahan biji-bijian atau buah-buahan yang mengandung lemak, seperti kelapa sawit, jagung, kedelai, bunga matahari, dan lain-lain.
BACA JUGA:Bisa Dapat Kacamata Gratis dengan BPJS Kesehatan, Begini Cara Mengklaimnya
Minyak goreng umumnya memiliki warna kuning hingga kuning pekat, atau bahkan kemerahan, tergantung pada sumber dan proses pembuatannya.
Minyak goreng juga memiliki tekstur yang ringan, licin, dan tidak berbau.
Minyak kelapa adalah minyak yang dihasilkan dari olahan daging buah kelapa, yang memiliki warna putih dan berair. Minyak kelapa memiliki dua jenis, yaitu minyak kelapa virgin (VCO) dan minyak kelapa RBD (refined, bleached, deodorized).
Minyak kelapa virgin adalah minyak kelapa yang diperoleh dengan cara ekstraksi atau pengempaan pada suhu rendah, sehingga kandungan nutrisi, aroma, dan rasa kelapa tetap terjaga.
Minyak kelapa RBD adalah minyak kelapa yang diperoleh dengan cara penyulingan, pemutihan, dan penghilangan bau, sehingga kandungan nutrisi, aroma, dan rasa kelapa berkurang.
BACA JUGA:Ketua KONI Kepahiang Resmi Ditahan, Tsk Dugaan Korupsi Dana Hibah Berpeluang Bertambah
Minyak kelapa umumnya memiliki warna kuning pucat hingga putih bening, tergantung pada jenis dan proses pembuatannya. Minyak kelapa juga memiliki tekstur yang kental, lengket, dan berbau kelapa.
Dikutip dari berbagai sumber, minyak goreng dan minyak kelapa memiliki perbedaan dalam kandungan dan manfaatnya bagi kesehatan, yaitu sebagai berikut:
- Kandungan lemak.
Minyak goreng dan minyak kelapa memiliki kandungan lemak yang berbeda, terutama dalam hal lemak jenuh, lemak tak jenuh, dan lemak trans.
Lemak jenuh adalah lemak yang dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL) dalam darah, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.