Pidato Soekarno 'To Build The World a New' Masuk Daftar 'Memory of the World'

Selasa 10-10-2023,05:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Kemampuan dan kecerdasan Presiden Indonesia Pertama Ir. Soekarno bukan saja di akui di Indonesia tapi juga oleh dunia. Bahkan jasanya cukup besar di berbagai negara bahkan bagi kehidupan berbangsa di dunia.

Beberapa pernyataan, ungkapan dan pidato Soekarno sempat menggemparkan dunia. Seperti Soekarno pada Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan 18--24 April 1955 di Bandung menunjukkan komitmen Indonesia dalam upaya melawan kolonialisme di Asia Afrika. Buah pikiran Soekarno itu telah membuka cakrawala pemikiran baru di dunia.

Merujuk dari indonesia.go.id, sejak diajukan oleh pemerintah maupun negara sahabat pada 2018, akhirnya tiga arsip bersejarah Indonesia ditetapkan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO sebagai Memory of The World (MoW) atau arsip warisan dunia.

Indonesia berhasil mendapat pengakuan dunia untuk naskah La Galigo, naskah Nagarakretagama, naskah Babad Diponegoro, arsip Konferensi Asia Afrika, arsip restorasi Borobudur, dokumentasi peristiwa tsunami Samudra Hindia, dan naskah cerita Panji.

BACA JUGA:Perjanjian Linggarjati Bukan Bertujuan Akhiri Konflik dan Selesaikan Masalah Kemerdekaan RI, Tapi Perangkap

BACA JUGA:8 Negara Islam dari Timur Tengah Yang Pertama Mengakui Kemerdekaan Indonesia, Dari Mesir Hingga Turki

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, dari 11 dokumen sejarah milik Indonesia yang saat ini sudah masuk dalam daftar Memory of the World, salah satunya adalah naskah pidato Presiden pertama RI Soekarno pada sidang Majelis Umum PBB tahun 1960 yang berjudul "To Build The World a New".

“Di antara ratusan dokumen yang digolongkan sebagai Memory of the World atau arsip Warisan Dunia oleh UNESCO, terdapat 11 dokumen milik Indonesia,” ungkap Presiden Jokowi dalam unggahan di Instagram resminya, @jokowi pada 25 Mei 2023 lalu.

Dijelaskan, Dewan Eksekutif UNESCO dalam sidang pada 10--24 Mei 2023 telah menetapkan tiga arsip dari Indonesia, yaitu Pidato Ir Soekarno "To Build The World a New", arsip pertemuan pertama Gerakan Non Blok (usulan bersama Aljazair, Mesir, India, Indonesia, dan Serbia) dan Hikajat Aceh (usulan bersama Indonesia dan Belanda).

Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World UNESCO Rieke Diah Pitaloka yang juga merupakan Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menilai, ada tiga arsip penting yang pernah disampaikan Presiden Soekarno.

Ketiga arsip itu bahkan disebut sebagai Tiga Tinta Emas Abad 20. “Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955, arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd, 1961. Ada juga arsip Pidato Presiden ke-1 RI Ir Soekarno di Sidang PBB, New York, 1960,” terang Rieke.

BACA JUGA:Bahasa Inggris Bahasa Penjajah yang Masih Digunakan di Indonesia Belanda Tidak, Ini Alasannya

BACA JUGA:Cinta Untung Suropati, Antara Budak dan Gadis Belanda, Berujung Penjara dan Dipisahkan

Ketiga arsip tersebut dinilai sebagai kapital simbolis Indonesia untuk memosisikan diri dalam percaturan geopolitik sekarang dan masa depan. Ketiganya, menurut Rieke Diah Pitaloka, juga menjadi pengingat bagi setiap bangsa untuk ada dalam prinsip politik para pendiri bangsa.

“Bebas aktif dan defensif aktif, sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional Indonesia. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat yang terlibat dalam perjuangan perdamaian dunia,” jelas anggota DPR RI tersebut.

Pidato pertama Sukarno yang diajukan LIPI, ANRI, dan Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) pada 2018 berjudul "Unity in Diversity Asia Africa". Pidato tersebut diucapkan Soekarno pada Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan 18--24 April 1955 di Bandung.

Kategori :