MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM – Pasca putusnya besi penyangga lantai. Kondisi terkini, bangunan Jembatan Gantung Desa Talang Buai, Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.
Menurut Kepala Desa (Kades) Talang Buai, Asril, pasca putusnya besi lantai, pengendara motor roda dua terpaksa harus turun ketika melewati bangunan jembatan.
‘’Posisi jembatan sudah miring. Makin mengkhawatirkan. Motor saja sulit untuk lewat,’’ kata Asril.
Dikatakan Asri, bagi pengendara motor yang tetap memaksa diri untuk melewati jembatan, mereka harus turun.
‘’Ada yang berani lewat, tapi motornya dipapah,’’ imbuhnya.
Jembatan Gantung Desa Talang Buai, Mukomuko adalah salah satu bangunan jembatan yang menjadi target pembangunan dengan bersumber dari dana Instruksi Presiden (Inpres) tahun 2024.
BACA JUGA:Jembatan Target Dana Inpres di Mukomuko Makin Parah, Besi Lantai Putus dan Tak Bisa Dilewati
Ini merupakan jembatan konektivitas masyarakat. Di samping itu, juga merupakan akses perekonomian masyarakat setempat..
Pada Sabtu, 7 Oktober 2023 pagi ini, bangunan jembatan tersebut tak bisa dilewati kendaraan, lantaran kondisinya makin parah. Bagian besi penyangga lantai jembatan sudah putus. Akibatnya, warga Desa Talang Buai makin terisolir.
‘’Kejadian putusnya besi penyangga lantai jembatan ini baru diketahui pagi ini,’’ kata Asril.
Mengulas sejarah, Jembatan Gantung Desa Talang Buai, Selagan Raya, mulanya dibangun oleh ABRI Masuk Desa (AMD) sekitar tahun 1999. Pertama usai dibangun AMD, jembatan ini hanya bisa dilewati kendaraan jenis roda dua, karena bentang lantai hanya berkisar 1,5 meter.
Setelah Mukomuko menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB), pemekaran dari kabupaten induk Bengkulu Utara. Jembatan Talang Buai kembali mendapat perhatian dari pemerintah.
Pada periode pertama Ichwan Yunus menjadi Bupati Mukomuko, jembatan gantung ini kembali dibangun baru, dengan bentangan lantai bisa dilewati kendaraan mobil roda empat.
BACA JUGA:Polisi Salurkan Air Bersih, Bantu Warga Mukomuko Terdampak Kekeringan
Dikarenakan kondisi bangunan sudah memasuki belasan tahun, bangunan jembatan ini banyak mengalami kerusakan. Terutama pada lantai, dan rangka besi jembatan. Dengan kondisi itu, oleh pemerintah desa setempat, juga telah membuat papan peringatan agar kendaraan bermuatan berat tidak melewati jembatan tersebut.