Sosok Pahlawan 'Setia Sampai Mati' Mongisidi, Tolak Pengampunan Belanda Rela Ditembus Timah Panas

Jumat 06-10-2023,07:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Salah satu sosok pejuang yang juga pahlawan nasional yang sangat menginspirasi dalam mencintai bangsa adalah Robert Wolter Mongisidi. Ia rela mati ditembus peluru ketimbang berhianat pada bangsanya, walau mendapat tawaran kerjasama dari Belanda sebelum dihukum mati.

Melansir dari wikipedia, Pejuang yang juga ditulis dengan nama Robert Wolter Monginsidi dilahirkan di Malalayang, sekarang bagian dari Manado, tanggal 14 Februari 1925 dari pasangan Petrus Mongisidi dan Lina Suawa. 

Semasa kecil Robert Wolter Mongisidi kerap dipanggil Bote. Ia memulai pendidikannya pada 1931 di sekolah dasar Hollands Inlandsche School atau (HIS), terus sekolah menengah Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO di Frater Don Bosco di Manado.

BACA JUGA:Pahlawan Nasional Halim Perdanakusuma Pelopor TNI AU, Meninggal Dalam Kecelakaan di Tanjung Hantu Malaysia

BACA JUGA:Suratmi, Aktris Lawak Yang Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Ternyata Ini Alasannya

Ia juga belajar sebagai guru Bahasa Jepang pada sebuah sekolah di Tomohon, terus mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, Minahasa, dan Luwuk, sebelum ke Makassar, Celebes.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, Belanda berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Belanda kembali melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA) atau Administrasi Sipil Hindia Belanda. Robert Wolter Mongisidi kala itu berada di Makassar tidak menerima kedatangan Belanda. Ia pun akhirnua terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.

Malansir dari indonesiakaya.com, Robert Wolter Monginsidi merupakan pencetus gerakan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS). 

Bersama pejuang lainnya, Wolter Monginsidi berjuang melawan penjajah Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Namun dirinya ditangkap dan berhasil melarikan diri kemudian ditangkap kembali oleh Belanda. 

Walau ditangkap dan dalam kuasaan Belanda, semangat kecintaannya pada bangsa tidak pernah surut. Agar tidak dihukum mati, ia dikatakan sempat ditawari oleh pemerintah Belanda untuk bekerja sama. Tawaran ini ditolaknya dengan tegas. 

Robert Wolter Monginsidi menerima vonis mati ketimbang menyerah dengan menolak pengampunan yang diberikan Belanda. Saat akan dihukum mati ia masih sempat bersalaman dengan semua orang yang hadir di tempat eksekusi dengan mengatakan pada regu penembak untuk melakukan tugas dengan baik karena mereka hanya diperintahkan. 

BACA JUGA:Daftar Pahlawan Yang Ditakuti Belanda Karena Bisa Menghilang dan Kebal Peluru

BACA JUGA:Pahlawan Nasional A.R Baswedan Melengkapi Syarat Kemerdekaan Indonesia, Kakek Anies Baswedan

Robert Wolter Monginsidi juga tidak mau matanya ditutupi karena ingin melihat peluru Belanda menembus dadanya. Dengan tangan kirinya yang memegang alkitab dan selembar kertas yang bertuliskan “Setia sampai mati” yang merupakan kutipan dari kitab Wahyu 2:10.

Kategori :