Sementara tangan kanannya mengepal ke atas dan berkata “Merdeka!” saat peluru peluru menembus dadanya. Hal tersebut membuktikan bahwa beliau sangat mencintai tanah airnya. Monginsidi dinyatakan sebagai pahlawan nasional pada tahun 6 November 1973.
Ia dihukum tembak mati pada 5 September 1949 di Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan, pada usia 24 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Makassar.
Patung atau monumen dibangun untuk mengenang jasanya di Kota Manado, Sulawesi Utara, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi. Ada dua patung pahlawan nasional berdiri tegak dibalut dengan warna hijau muda. Kedua patung ini adalah Patung Wolter Monginsidi dan Piere Tendean.*