Alasan Hilangnya Keturunan Belanda dan Orang Indonesia Tak Bisa Bahasa Belanda, Ternyata Seperti Ini

Minggu 24-09-2023,19:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Mengapa orang Belanda atau keturuan Indo Belanda jarang ditemukan di Indonesia, terus mengapa orang Indonesia tidak bisa bicara dalam bahasa Belanda. Dua pertanyaan ini sering terlintas, karena Belanda menjajah Indonesia dikatakan mencapai 350 tahun.

Artinya tiga hingga lima generasi bangsa ini dulunya hidup bersama dengan penjajah Belanda. Logikanya banyak keturunan Belanda di Indonesia dan orang Indonesia juga bisa bahasa Belanda, karena keseharian selalu bersama.

Merangkum dari berbagai sumber tulisan, keterangan dan pernyataan lainnya, ada berbagai alasan mendasar dikemukakan, mengala orang Indonesia tidak bisa bahasa Belanda dan mengapa Belanda jarang ada di Indonesia.

Pertama, orang Belanda atau eropa saat menjajah Indonesia tujuannya hanya satu, untuk eksploitasi kekayaan daerah Indonesia dengan tujuan mengayakan negaranya sendiri. Maka mereka tidak sempat dan tidak ada niat menyebarkan budaya dan bahasanya pada masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:Wanita Simpanan Belanda 'Nyai' Saritem, Dibalik Eks Pusat Pelacuran Terbesar di Kota Kembang

BACA JUGA:Keris Pangeran Diponegoro Bikin Belanda Keder, Ditembak Tepat Pada Tubuhnya, Seringkali Meleset

Berbeda dengan bangsa Spanyol dan Portugis saat melakukan penaklukkan sebuah wilayah, mereka bukan saja ingin berdahang tapi menguasai menjadikan wilayah tersebut bagian dari negaranya.

Dengan demikian, otomatis mau tidak mau masyarakat asli daerah jajahannya juga harus ikut budaya dan cara bicara mereka.

Sementara pedagang Belanda awal masuk, bukannya mengajarkan bahasa Belanda, tapi mereka yang berupaya belajar bahasa warga setempat.

Kedua, orang pribumi indonesia, dimata penjajah Belanda adalah manusia rendahan atau berada pada kasta paling bawah, sehingga tidak mungkin mereka mau bergaul dengan orang pribumi. Kebersamaannya hanya dalam bentuk perbudakan, sehingga hanya kata-kata perintah yang keluar.

Ketiga jarang ada pernikahan orang Belanda dengan pribumi. Walau faktanya banyak tentara Belanda datang sendiri tanpa istri, namun jarang mereka mau menikah dengan wanita Indonesia, karena dianggap tidak selevel. Kebanyakan wanita Indonesia hanya dijadikan pelampiasan nafsu saja, baik di rumah pelacuran ataupun dijadikan gundik tanpa ikatan pernikahan.

Alasan keempat, orang pribumi juga tidak berniat menurunkan bahasa Belanda pada anak-anaknya, walau saat itu banyak orang Indonesia yang menjadi Babu atau budak memiliki kemampuan bajasa Belanda. Termasuk para pejuang dan orang-orang pintar yang sudah bisa bersekolah bisa bahasa Belanda.

BACA JUGA:Pocut Meurah Intan, Singa Betina dari Aceh, Hadapi 18 Belanda Seorang Diri Ketimbang Nyerah

BACA JUGA:UMKM Pulih, Kualitas Kredit BRI Semakin Sehat

Belanda dimata orang Indonesia identik dengan penindasan, perampasan dan perbudakan. Maka sama sekali dianggap tidak perlu mengajarkan bahasa mereka pada anak Indonesia.

Kelima masa bersiap, melansir dari wikipedia, aasa Bersiap adalah sebuah istilah yang diberikan oleh Belanda untuk merujuk pada kekacauan dan kengerian akibat dari revolusi di Jawa, yang terjadi pada tahun 1945–1947. Periode ini diawali oleh peralihan kekuasaan dari Tentara Kekaisaran Jepang kepada pemerintahan Republik Indonesia. 

Kategori :