RADARMUKOMUKO.COM - Seperti sudah sering dibahas, Westerling dikenal sebagai sosok pimpinan tentara Belanda yang kejam. Diantara kesadisannya adalah membunuh 40.000 warga sipil di Sulawesi Selatan, puluhan TNI di Bandung, dan termasuk tindakan anak buahnya di Rengat yang memakan banyak korban.
Namun demikian jangan salah, dilansir dari bertuahpos.com, ada salah satu prajurit TNI yang membuat Wasterling kesulitan, namanya Mayor Soegih Arto, komandan Batalyon 22 Djaja Pangrerot, Brigade Guntur, Divisi Siliwangi.
Tak seperti pasukan lain, Batalyon 22 Djaja Pangrerot selalu berhadapan langsung dengan pasukan khusus Belanda yang pimpinan Westerling.
BACA JUGA:Westerling 'Si Tukang Jagal' dan Simbol Kebrutalan Belanda di Indonesia, Menjadi Buruan TNI
Periode 1947-1949, pasukan Mayor Soegih Arto membuat pasukan elit Belanda ini tidak bisa hidup tenang. Mereka selalu melakukan penghadangan, bahkan menyerang langsung ke markas KST.
Tak pernah merasa takut dengan pasukan elit pimpinan Westerling yang dikenal kejam ini, pernah pada malam hari, bulan Juli 1948, pasukan Batalyon Mayor Soegih Arto menyerang markas KST di Batujajar, Bandung yang kini jadi Pusdikpassus.
Pasukan elit Belanda ini panik, beberapa prajurit KST terbunuh dan senjatanya dirampasnamun. Karena mereka adalah pasukan khusus, mereka berhasil menyusun kekuatan dan berbalik menyerang pasukan Mayor Soegih Arto.
Sebelum mundur diri, salah satu pejuang sempat membuat coretan dinding berbunyi ‘Inilah gajah Soegih Arto! Gajah merujuk ke lambang Batalyon 22.
Dilansir dari historia.id dari cerita Moehidin salah seorang veteran pejuang yang turur dalam pasukan Batalyon 22 Djaja Pangrerot.
Nama Soegih Arto sebagai pemimpin Djaja Pangrerot semakin dikenal para prajurit KST, ketika mereka kerap berupaya melakukan berbagai aksi pembunuhan terhadap Kapten Westerling secara pribadi.
BACA JUGA:Perang Semendo Paling Ganas Dalam Sejarah, Perlawanan Rakyat Sumsel Terhadap Belanda
Pernah suatu kali tersebar berita bahwa Kapten Westerling tengah bergerak dengan sebuah jip menuju Gunung Halu. Anak-anak Djaja Pangrerot kemudian mencegat jip tersebut di tengah jalan dan menghancurkannya.
Namun mereka kecele, ternyata penumpangnya bukan Westerling melainkan seorang letnan KNIL yang juga berhasil melarikan diri.