MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM – Virus jembrana masih gentayangan dan terus menyerang ternak sapi milik warga Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Bahkan, ditemukan belasan kasus sapi mati di daerah ini, positif akibat serangan jembrana.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko drh. Diana Nurwahyuni menyampaikan, jumlah kasus hewan ternak terdampak jembrana yang terlapor pada dinas sebanyak 275 kasus. Dari sejumlah kasus tersebut, 14 ekor ternak dinyatakan mati.
‘’Dari Januari hingga Agustus 2023, jumlah kasus sapi terserang jembrana yang terlapor sebanyak 275 ekor. Setelah mendapatkan penanganan, 137 ekor sembuh, dan 14 ekor lagi dinyatakan mati. Ada yang mati benaran, dan ada yang dipotong paksa,’’ ungkap Diana kepada radarmukomuko.com, Rabu, 20 September 2023.
BACA JUGA:Lampu Lalulintas di Mukomuko Bikin Bingung Pengendara, Perbaikan Dibantu BPTD Lampung
Pada periode ini, kasus ternak sapi terserang jembrana terjadi di sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Mukomuko. Data sementara, ternak terjangkit jembrana tertinggi di temukan di Desa Retak Ilir Kecamatan Ipuh, dengan jumlah 57 kasus.
Kemudian, Desa Manunggal Jaya Kecamatan Ipuh dengan jumlah 45 kasus dan 30 ekor sapi di Desa Sinar Laut Kecamatan Pondok Suguh.
Selanjutnya di Desa Makmur Jaya Kecamatan Air Rami 21 kasus, Padang Gading Kecamatan Sungai Rumbai sebanyak 17 kasus, Sumber Makmur Sungai Rumbai 15 dan Dusun Pulau Air Rami 15 kasus. Secara merata, di desa kecamatan lainnya juga terdapat beberapa ekor sapi.
‘’Berdasarkan data laporan, kasus jembrana tertinggi terjadi di Desa Retak Ilir Ipuh,’’ ujarnya.
Dijelaskan Diana, dalam penanganan kasus jembrana di wilayah Kabupaten Mukomuko, pemerintah kabupaten telah berkoordinasi dengan provinsi dan mendapatkan bantuan vaksin jembrana sebanyak 1400 dosis.
BACA JUGA:Dinas Pengampu Optimis Proyek DAK Jalan Mukomuko Sesuai Target
Tindakan dinas dalam penanganan jembrana ini, petugas dokter hewan telah turun ke lapangan, melaksanakan vaksinasi jembrana.
‘’Persediaan vaksin 1400 dosis, sebagian besar telah terpakai, digunakan untuk penanganan kasus dan ternak warga untuk pencegahan. Apabila terdapat sapi warga yang terkena sakit atau ada ciri-ciri terserang jembrana, laporkan dan dinas akan mengambil tindakan penanganan,’’ demikian Diana.*