BACA JUGA:Kisah Suku Tengger yang Berani dan Sulit Dikalahkan, Sehingga Penjajah Menggempur Lewat Udara
BACA JUGA:Kisah Suku Asmat Balas Dendam Peristiwa Awyu Oleh Belanda, Naas Putra Wapres AS Terbunuh
Ada pula yang mengatakan, mereka percaya bahwa orang-orang ‘dunia terang’ merupakan pemakan manusia.
Itulah sebabnya masyarakat Suku Anak Dalam ini sangat berhati-hati jika berinteraksi dengan masyarakat luar.
- Larangan Berduaan
Dalam komunitas Suku Anak Dalam memiliki aturan keras mengenai laki-laki dan perempuan. Mereka melarang keras laki-laki dan perempuan berduaan.
Bagi yang ketahuan akan dikenakan hukuman kawin paksa. Namun, sebelum dikawinkan, mereka terlebih dahulu akan dihukum cambuk rotan karena dianggap memalukan orang tua.
Selain itu, terdapat aturan lain. Bagi pria asing yang masuk hutan harus ditemani pria dari Suku Anak Dalam.
Setelah masuk pun, mereka harus meneriakkan “Ado jentan kiuna? (ada laki-laki di sana?)” untuk memastikan apakah ada pria lain di sana.
Jika sudah mendapat jawaban dari yng diteriaki, mereka baru diperbolehkan masuk ke dalam hutan.
- Mandi
Suku Anak Dalam hidup bersahaja dengan alam. Mereka hidup secara sederhana di dalam hutan.
Mereka terbiasa tidur dengan merebahkan diri di tanah. Namun, ada beberapa kelompok yang membangun tenda di dalam hutan.
Untuk urusan mandi, mereka memanfaatkan sungai yang ada di hutan maupun di sekitar tempat tinggal mereka.
Mereka tidak perlu menggunakan sabun atau peralatan mandi lainnya. Mereka cukup menyeburkan diri ke sungai hingga mereka anggap bersih.*