RADARMUKOMUKO.COM – Melangun adalah tradisi pindah tempat atau pergi jauh masyarakat Suku Kubu atau Suku Anak Dalam yang juga dinamakan suku rimba yang ada di Jambi.
Melangun dilakukan kala ada anggota keluarga meninggal dunia. Selain keluarga dan kerabat, tetangga yang rumahnya dekat dengan orang meninggal juga meninggalkan rumah dan tempat mereka, karena mereka percaya tempat tersebut dapat menimbulkan kesialan.
Biasanya kerabat yang meninggal pergi dengan berjalan kaki sejauh mungkin dengan waktu berbulan-bulan.
Melansir dari Wikipedia, dahulu masyarakat Suku Anak Dalam pergi melangun dalam waktu yang cukup lama, biasanya 10-12 tahun.
BACA JUGA:Suku Melayu, Sumatera Bahasa Tanah Air Melayu Hingga Menjangkau Seluruh Nusantara dan Asia Tenggara
BACA JUGA:Perang Suku Baduy Bertempur Habis-habisan Melawan Belanda, Tanpa Mengenal Mundur
Namun, kini perpindahan tersebut hanya berkisar 4 bulan hingga setahun, karena wilayah mereka sudah semakin sempit, sehingga wilayah Melangun mereka tidak sejauh dahulu.
Juga kini saat kematian anggota keluarga meninggal dunia, tidak semua anggota Suku Anak Dalam pergi Melangun. Hanya anggota keluarga mendiang saja yang pergi Melangun.
Yang pasti jika ada anggota Suku Anak Dalam meninggal, maka seluruh anggota merasa sedih yang mendalam, mereka menangis, dan meraung-raung selama satu minggu.
Sebagian wanita menghempaskan tubuh mereka ke pohon besar dan tanah. Di antara mereka yang bersedih, ada yang berteriak, dan ada yang mengatakan laa illa hail, yang artinya ya Tuhan kembalikan nyawa orang kami.
Jenazah orang meninggal ditutup dengan kain dari mata kaki hingga menutupi kepala, kemudian diangkat oleh tiga orang dari rumah menuju pemakamannya. Pemakamannya di sebuah pondok yang terletak 4 km di dalam hutan.
Ukuran pondok jenazah berbeda tergantung pada umur jenazah. Jika anak-anak tingginya 4 undukan/anak tangga dari tanah. Jika orang dewasa tingginya 3-4 meter dari tanah.
Awalnya suku anak dalam ini, hanya dikenal hidup di hutan dengan cara berpindah-pindah. Namun belakangan ini suku anak dalam mulai berinteraksi dengan dunia luar.
Mayoritas Suku Kubu menganut kepercayaan animisme. Suku ini tidak memiliki kepercayaan seperti agama yang umumnya dianut di Indonesia.
BACA JUGA:Perang Puputan Suku Osing Tidak Mau Diatur Penjajah, Perang Hingga Mati Ketimbang Dijajah