Kisah Polisi Hoegeng, Pernah Disebut Gus Dur Sebagai Polisi Jujur dan Bersih, Sempat Mengundurkan Diri

Minggu 17-09-2023,17:06 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Dalam candaannya mantan Presiden Indonesia Abdurahman Wahid alias Gus Dur pernah menyebut tentang polisi Hoegeng dalam candaannya saat menjawab pertanyaan wartawan. Dimana intinya Gus Dur menilai bahwa Hoegeng merupakan sosok polisi yang jujur dan bersih, tidak menerima "hadiah", tidak menerima upeti, dan tidak mau disogok. 

Terus siapa sosok polisi Hoegeng yang terkenal tersebut?

Melansir dari berbagai sumber,  Hoegeng lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 14 Oktober 1921 anak dari Jaksa Karesidenan Pekalongan, Sukarjo.

Hoegeng adalah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) ke-5 yang bertugas pada 1968-1971 yang meninggal dunia di Jakarta, 14 Juli 2004.

BACA JUGA:Kata Gusdur 17 Tahun Lalu Terhadap Panji Gumilang Pelan Tapi Terbukti, Kini Masa Tahanan PG Ditambah 40 Hari

BACA JUGA:Kisah Cinta Prabowo dan Titiek Soeharto, Terganjal Isu Politik, Tetap Setia Walau Tak Bersama

Ternyata Hoegeng sudah memiliki keinginan menjadi polisi sejak kecil, karena dirinya melihat Kepala Polisi Jakarta Raya Ating Natadikusuma menolong rakyat kecil.

"Sejak kecil, saya selalu mengagumi polisi. Saya melihat mereka sebagai pahlawan yang bisa membantu rakyat kecil," kata Hoegeng, seperti dikutip dalam buku hijau berjudul Memoar Senarai Kiprah Sejarah, halaman 291.

Hoegeng masuk kepolisian dengan ikut ujian kepolisian Jepang yang kala itu diikuti 130 pelajar. Sebanyak 11 orang lulus dan Hoegeng termasuk salah satunya. 

Namun, saat mengetahui bahwa akan ditempatkan sebagai hoofdt agent, dia pun mundur.

Kemudian, ia mendaftar Sekolah Pendidikan Kepolisian Tingkat Tinggi atau Sekolah Tinggi DAI Ika Koto Keisatu Gakko dan lulus. 

Tugas pertamanya di Sukabumi, lalu dikirim ke Semarang. Dari Semarang, dia kembali pulang ke Pekalongan.

Dia sempat mengikuti saran pamannya untuk masuk Angkatan Laut saat berada di Pekalongan. Namun tidak lama, dia keluar dan masuk ke Akademi Kepolisian di Yogyakarta. Pada masa pendudukan Jepang, dia bertugas di Yogyakarta. 

Selama bertugas di Yokyarkarta, Hoegeng akhirnya bertemu dengan jodohnya, Merry Roeslani. 

Setelah Indonesia merdeka, Hoegeng ke Jakarta meneruskan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

Kategori :