Setelah Indonesia merdeka, nasib pabrik kertas Blabak mengalami pasang surut. Pada tahun 1957, pabrik kertas Blabak dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia dan berganti nama menjadi PT Kertas Blabak.
Pada tahun 1960-an, pabrik kertas Blabak mengalami kemajuan dengan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 30 ton per hari.
Pada tahun 1970-an, pabrik kertas Blabak mulai mengalami kesulitan akibat persaingan dengan pabrik-pabrik kertas lainnya yang lebih modern dan efisien. Pada tahun 1980-an, pabrik kertas Blabak akhirnya ditutup dan ditinggalkan begitu saja.
Saat ini, bangunan dan peralatan pabrik kertas Blabak masih tersisa, tetapi sudah rusak dan tidak terawat. Sebagian lahan pabrik kertas Blabak juga sudah dijadikan kawasan pemukiman dan pertanian oleh masyarakat sekitar. Pabrik kertas Blabak adalah salah satu saksi sejarah perkembangan industri kertas di Indonesia.
Meskipun sudah tidak beroperasi lagi, pabrik kertas ini tetap memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, pabrik kertas ini juga menjadi salah satu identitas dan kebanggaan bagi masyarakat Blabak dan Magelang. Oleh karena itu, pabrik kertas ini layak untuk dilestarikan dan dikembangkan sebagai objek wisata sejarah dan edukasi.
Dengan demikian, generasi muda Indonesia dapat belajar dan menghargai jasa-jasa para pekerja, seniman, dan budayawan yang telah berkontribusi bagi kemajuan Indonesia melalui pabrik kertas Blabak.*