Puncaknya, aksi demostrasi mahasiswa tahun 1966 banyak disorot karena melabeli Bung Karno sebagai ‘tukang’ kawin.
Di Jepang sendiri, orang tua Ratna Sari Dewi sendiri menentang keras rencana pernikahan putrinya tersebut. Hingga 26 jam setelah pernikahan berlangsung, Ratna Sari Dewi mendapat dua kabar duka sekaligus.
Mamanya dinyatakan meninggal dunia akibat sakit jantung, sedangkan adik laki-laki semata wayangnya bernama Yasoo memilih untuk bunuh diri.
Ratana Sari Dewi juga tak luput dari berbagai kontroversi. Diantaranya ia pernah memukul putri Presiden Filipina dengan gelas wine hingga mengalami 37 jahitan.
Akibat kejadian itu, Osmena harus menjalani 37 jahitan. Imbasnya, mantan istri Soekarno itu harus mendekam dibalik jeruji selama 34 hari.
Wanita yang biasa disebut Madam Dewi ini juga dikabarkan pernah berpose sensasional di sebuah buku berjudul Madame D Syuga.
Buku yang hanya dijual di Jepang itu tampak Ratna Dewi Sari yang tampil setengah bugil dengan tato di pundaknya.
Disampingnya, tampak Soekarno yang duduk lengkap berpakaian rapi.
Buku tersebut tidak didistribusikan ke Indonesia karena banyak pihak yang merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan wanita asal Jepang itu. Hal itu dinilai mencemarkan nama baik Presiden RI pertama, Soekarno.
Kontroversi selanjutnya adalah Ratna Sari Dewi sempat meyebut kematian Soekarno tidak wajar. Menurutnya, kematian Presiden RI pertama itu sudah diatur oleh pemerintah Orde Baru, Soeharto.
Bagaimapaun, Ratna Sari Dewi layak untuk dikenang, karena bagian dari sejarah bapak bangsa Indonesia.*