Lada adalah tanaman yang menghasilkan buah berwarna hitam atau putih yang memiliki rasa pedas dan aroma khas.
Lada merupakan salah satu rempah-rempah yang paling diminati oleh orang Eropa sejak abad ke-15.
BACA JUGA:Pria Suku Mosuo Hanya Untuk Dipermainkan dan Kerja Keras, Kekuasaan Penuh di Tangan Wanita
BACA JUGA:Perang Kedongdong, Melawan Penindasan dan Sikap Belanda Yang Semena-Mena Pada Rakyat
Lada digunakan sebagai bumbu masak, obat, dan pengawet makanan.
Orang Eropa pertama kali mendapatkan lada dari pedagang Arab dan India yang membawanya melalui jalur perdagangan Samudra Hindia.
Lada menjadi komoditas perdagangan yang sangat berharga dan mahal.
Orang Eropa kemudian mencari sumber lada langsung dari tempat asalnya.
Mereka mengirimkan ekspedisi-ekspedisi maritim untuk mencapai India dan Asia Tenggara.
Salah satu ekspedisi yang berhasil adalah ekspedisi Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama pada tahun 1498.
Portugis kemudian mendirikan pos-pos perdagangan di India dan Asia Tenggara, termasuk di Malaka.
Portugis juga mencoba menanam lada di daerah-daerah yang mereka kuasai, seperti Sri Lanka, Brasil, dan Afrika Timur. Namun, hasilnya tidak memuaskan.
Pada abad ke-17, Belanda menggantikan Portugis sebagai kekuatan maritim dan perdagangan di Asia. Belanda mendirikan VOC atau Vereenigde Oostindische Compagnie pada tahun 1602 sebagai perusahaan dagang yang memiliki monopoli perdagangan rempah-rempah.
VOC kemudian menguasai jalur perdagangan lada dari India dan Asia Tenggara. VOC juga mencari daerah-daerah baru yang cocok untuk menanam lada. Salah satu daerah yang dipilih adalah Bangka Belitung (Babel).
BACA JUGA:Pulau Banda Paling Lama Dijajah 320 Tahun, Demi Pala Belanda Habisi Penduduknya dan Dijadikan Budak
BACA JUGA:Kisah Siti Oetari, Istri Pertama Tapi Bukan Cinta Pertama Soekarno Hingga Tak 'Disentuh'