RADARMUKOMUKO.COM - Perlawanan suku Dayak adalah salah satu perlawanan suku di Indonesia yang paling membuat penjajah Belanda ciut nyalinya.
Perlawanan ini berlangsung di wilayah Kalimantan, khususnya di daerah pedalaman yang menjadi habitat suku Dayak.
Perlawanan ini terjadi sejak abad ke-17 hingga abad ke-20.
Latar belakang perlawanan ini adalah keinginan Belanda untuk menguasai sumber daya alam yang melimpah di Kalimantan, seperti karet, emas, dan minyak.
Belanda juga ingin mengubah pola hidup suku Dayak yang masih menganut animisme dan dinamisme menjadi Kristen.
BACA JUGA:Belanda Kesal Sendiri Menghadapi Suku Samin Blora, Mereka Tidak Melawan Tapi Tidak Nurut
BACA JUGA:Ternyata Keturunan Diponegoro Terdapat 4 Artis Terkenal, Salah Satunya Penyanyi Sekaligus Diva Musik
Belanda juga melakukan berbagai kekejaman terhadap suku Dayak, seperti membunuh, menangkap, dan memperbudak mereka.
Perlawanan suku Dayak dilakukan dengan berbagai cara, seperti melakukan serangan balasan, melakukan perang saudara antara suku Dayak yang pro dan kontra Belanda, melakukan perang sabil atau jihad melawan Belanda, dan melakukan perang kemerdekaan bersama-sama dengan pejuang nasional Indonesia.
Perlawanan suku Dayak membuat Belanda ketakutan karena suku Dayak memiliki keunggulan dalam hal pengetahuan tentang medan dan lingkungan hutan.
Suku Dayak juga memiliki kemampuan bertarung yang sangat handal, baik menggunakan senjata tradisional seperti mandau, sumpit, dan tombak, maupun menggunakan senjata modern seperti senapan dan pistol.
Suku Dayak juga dikenal memiliki kepercayaan magis yang membuat mereka sakti mandraguna.
BACA JUGA:Cara Terbaru Setor Tunai Melalui ATM di Berbagai Bank Tanpa Kartu Terbaru, Cukup Bawa Handphone
BACA JUGA:Kisah Mbah Sri Mencari Makam Suaminya Yang Pamit Perang Melawan Belanda, Endingnya Sesedih Ini
Salah satu perlawanan suku Dayak yang paling terkenal adalah perlawanan suku Dayak Ngaju di bawah pimpinan Tumenggung Surapati pada tahun 1894.