Pertempuran hebat tersebut akhirnya terjadi di daerah Pacet, Jawa Barat. Kekuatan APRA bisa dilumpuhkan, tetapi Kapten Raymond Westerling berhasil melarikan diri ke Jakarta.
Westerling di Jakarta bergabung dengan Sultan Hamid II, kemudian merencanakan menangkap serta menculik sejumlah menteri, misalnya Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Mr. Budiarjo, dan Kolonel Simatupang.
Berdasarkan informasi dari intelijen S. Parman dan kesigapan TNI, rencana keji tersebut bisa dicegah serta digagalkan. Sultan Hamid II pun ditangkap.
Namun, Kapten Raymond Westerling berhasil melarikan diri hingga ke Singapura menumpang pesawat Catalina dari Angkatan Laut Belanda pada 22 Februari 1950.
Walau tidak lama, pemberontakan yang dilakukan oleh Westerling membuat banyak anggota TNI gugur dan cukup membuat pemerintah Indonesia terpukul.
Kondisi keamanan rakyat juga ikut terancam dan terganggu oleh aksi keji yang dilancarkan oleh Westerling bersama dengan pasukannya.*