RADARMUKOMUKO.COM - Namanya Andi Depu Maraddia Balanipa, Puang Depu Maraddia Balanipa atau Ibu Agung. Dia seorang pejuang wanita yang berhasil mempertahankan Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat dari penaklukan Belanda.
Pada tahun 1942, ia mengibarkan bendera Merah Putih di awal kedatangan pasukan Jepang di Mandar.
Berkat keberaniannya tersebut, ia mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra Tingkat IV dari Presiden Soekarno.
BACA JUGA:Pejuang Wanita Raden Nyai Ageng Serang Pemimpin dan Penasehat Perang di Tanah Jawa
BACA JUGA:Perang Ambarawa Disebabkan Niat Sekutu Inggris Yang Tidak Baik, Ini 6 Tokoh Pejuang Yang Terlibat
Pada 10 November 2018, Andi Depu dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo bersama dengan Abdurrahman Baswedan, Kasman Singodimedjo, Depati Amir, Sjam'un dan Pangeran Muhammad Noor.
Ibu Agung Andi Depu Lahir di Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat pada 1908 dengan nama Sugiranna Andi Sura.
Andi Depu Maraqdia Balanipa memang benar-benar putri raja dalam arti yang sesungguhnya. Ia adalah anak perempuan Raja Balanipa ke-50, La’ju Kanna Idoro.
Diceritakan, pada 15 Januari 1946, suasana mencekam. Puluhan tentara Belanda berseragam NICA dengan senjata lengkap tiba-tiba datang tanpa diundang.
Mereka mengepung Istana Balanipa yang memang menjadi markas para pejuang republik di Mandar, Sulawesi Barat.
BACA JUGA:Siti Manggopoh, Sosok Pejuang Perempuan Yang Terlupakan Pernah Tewaskan 53 Serdadu Belanda
BACA JUGA:7 Pejuang Asing Yang Rela Mati Membela Indonesia, Sebelumnya Pasukan Penjajah
Beberapa serdadu NICA di barisan terdepan bergerak maju, bermaksud menurunkan Sang Saka Merah-Putih yang dikibarkan di halaman istana.
Belum sempat orang-orang asing itu mendekat, terdengar suara nyaring, berseru dengan lantangnya.
“Hei kau, anjing Belanda! Kalau kalian berani, tebaslah tiang bendera ini bersama dengan tubuh saya. Langkahi mayat saya sebelum kalian menurunkan Sang Saka ini!” hardik perempuan yang tidak lain adalah si empunya istana alias Ratu Balanipa.