Semua tipe tersebut dikerjakan oleh perusahaan karoseri yang mengubah tampilan dari Kijang tersebut.
Terus generasi ketiga, konsep Kijang sebagai kendaraan angkutan barang mulai bergeser sebagai kendaraan penumpang.
Mesinnya masih 5K 1.500 cc tapi punya tenaga lebih besar dari generasi sebelumnya dan sudah disedikan pula varian transmisi 4 percepatan dan 5 percepatan manual.
Dijuluki Kijang Super, ada beberapa varian yang disediakan Toyota saat itu. Yakni Commado untuk tipe 4 pintu dengan transmisi 4 speed atau 5 speed dan ada tipe Ranger yang berbentuk 3 pintu.
BACA JUGA:Syarat Indonesia Merdeka Terpenuhi Setelah Diakui 8 Negara Timur Tengah, India dan Vatikan
Di tengah ganasnya persaingan otomotif, nama Toyota Kijang tidak tergantikan dan tidak memudar sampai sekarang.
Toyota Kijang terus bertransformasi, pada awalnya merupakan mobil niaga, sekarang berubah menjadi menjadi MPV.
Toyota Kijang Innova sudah hadir di Indonesia sebanyak enam generasi dengan berbagai sebutan oleh publik.
Mulai dari Kijang “Buaya” (1977-1981), Kijang “Doyok” (1981-1986), Kijang Super (1986-1996), Kijang “Kapsul” (1986-2004), Kijang Innova (2004-2015), sampai Kijang Innova Reborn (2015-sekarang).
Terkait nama “Kijang” ternyata bukan sebutan binatang, nama ini merupakan singkatan dari frasa “Kerjasama Indonesia-Jepang”.
BACA JUGA:Kisah Jendral Sudirman Tak Pernah Lepas Wudhu, Miliki Keris Sakti Hingga Bisa Menundukkan Orang
Toyota Kijang lahir karena pemerintahan Orde Baru yang dipimpin mendiag Presiden Soeharto mengeluarkan Program “Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna” (KNBS) pada awal 1970.
Tujuannya adalah menciptakan kendaraan niaga produksi dalam negeri dengan harga terjangkau sehingga bisa dibeli masyarakat banyak sebagai alat transportasi dan distribusi barang.
Kebijakan ini disambut sejumlah merek mobil seperti Datsun, Volkswagen, General Motors, dan Toyota.*