RADARMUKOMUKO.COM - Tentara Belanda yang menjajah Indonesia bukan seluruhnya orang asli Belanda, tapi juga dari negara lain seperti Afrika yang berkulit hitam, direkrut Belanda menjadi tentaranya.
Mulai tahun 1830, di Gold Coast (sekarang Ghana) Afrika Barat, Belanda membeli budak-budak, dan melalui St George d’Elmina dibawa ke India Belanda untuk dijadikan serdadu. Mereka disebut sebagai orang Belanda Hitam.
BACA JUGA:Batalyon Anjing NICA, Pasukan KNIL Penghianat Lebih Belanda dari Penjajah
Setelah mengikuti pendidikan militer di Jawa, para prajurit Afrika itu dikirim untuk ekspedisi di Sumatra, Borneo (Kalimantan), Celebes (Sulawesi), Bali, Timor, dan perang Aceh.
Dikutip dari Military History, Zwarte Hollanders atau Londo Ireng merupakan nama untuk orang Afrika yang direkrut menjadi Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau KNIL.
Isilah Belanda Hitam dalam bahasa Jawa "Londo Ireng" muncul semenjak Belanda membuat organisasi Nederlands Indie Civil Administration (NICA).
Putra bangsa Indonesia di waktu itu menjadi penghianat. Mereka bergabung dengan penjajah Belanda, demi kehidupan mapan dan mewah.
BACA JUGA:7 Perang Melawan Belanda Sebelum Indonesia Merdeka, Dari Aceh, Bali Hingga Ambon
Hal itulah yang membuat bangsa Indonesia ini tergadaikan, sehingga selama ratusan tahun Indonesia sulit untuk memerdekakan diri dari penjajah.
Anggota NICA bersama Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL), dipersenjatai untuk memerangi Indonesia. Penduduk bumiputera menjadi musuh karena memerangi saudara sendiri.
Maka bagi masyarakat Indonesia khususnya Pulau Jawa, julukan "Londo Ireng" merupakan suatu aib karena menjadi penghianat.
Jangankan sebelum kemerdekaan, setelah kemerdekaan pun "Londo Ireng" tetap setia kepada Belanda dalam organisasi NICA.
BACA JUGA:Suku Bugis, Keras, Identik dengan Perompak yang Haus Membunuh, Bikin Belanda Puyeng
NICA dibuat Belanda untuk memecah rakyat Indonesia agar Belanda kembali memerintah di bangsa yang kita cintai ini.
"Londo Ireng" lebih kejam dari bangsa penjajah Belanda, karena mereka bisa masuk menjadi rakyat biasa tanpa diketahui dan membocorkan informasi penting dalam proses kemerdekaan.