Raja dari negeri Toba ini memiliki nama lengkap Patuan Bosar Ompu PUlo Batu Sinambela. Pada tahun 1824, perjanjian Belanda-Inggris memberikan seluruh wilayah Inggris di Sumatra kepada Belanda.
Ketika pasukan Belanda tiba di wilayah Sumatra, Sisingamangaraja XII menolak tunduk kepada Belanda dan menyatakan perang.
BACA JUGA:7 Pahlawan Wanita Indonesia Yang Angkat Senjata di Medan Perang
Selama nyaris 30 tahun, peperangan terus terjadi dan tak dapat dihindarkan. Sisingamangaraja XII pun dikenal sebagai raja yang berani mempertahankan wilayah, dan juga kebal senjata dan peluru.
Hal itu membuat pasukan musuh kewalahan, bahkan ia diketahui memiliki kemampuan menghilang.
Namun, menurut kepercayaan orang Batak, ia memiliki satu pantangan, yaitu setiap perang, ia tidak boleh terkena darah.
Pada tanggal 12 Juni 1907, lagi-lagi peperangan terjadi dan pasukan Belanda menggunakan strategi licik dengan menyergap ibu, istri pertama, dan salah satu anak dari Sisingamangaraja XII.
Pasukan Sisingamangaraja XII pun terkepung pasukan Belanda yang berjumlah banyak dengan persenjataan yang lengkap.
BACA JUGA:Menjelajah Keindahan Pulau Morotai, Pulau yang Pernah Menjadi Sarang Militer Pada Perang Dunia ke-2
Pada waktu pertempuran sedang berlangsung, Lopian, salah satu putri dari Sisingamangaraja XII terkena tembakan.
Mayatnya berlumuran darah dan mengucur mengenai tubuh Sisingamangaraja XII saat akan memindahkannya ke tempat lain.
Di situ, kekebalannya mulai menghilang dan tanggal 17 Januari 1907, Sisingamangaraja XII pun gugur terkena tembakan.
5. Kolonel Muhammad Asmat Sentot
Kisah kesaktian Kolonel Muhammad Asmat Sentot diceritakan dalam sebuah buku berjudul Perjuangan M.A.Sentot Dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan di Indramayu (1945-1949).
Sebagai pemimpin dari Pasukan Setan Divisi Siliwangi, MA Sentot bertanggung jawab atas penyerangan yang menewaskan puluhan tentara Belanda.
BACA JUGA:Ini Penyebab Perang Diponegoro, Penindasan dan Perusakan Moral Bangsa Oleh Belanda