RADARMUKOMUKO.COM - Jika Anda pernah mendengar cerita Jaka Tingkir yang harus menaklukkan kerbau gila untuk meminang putri Raja Demak, Anda mungkin tidak menyangka bahwa ada tradisi yang mirip dengan kisah tersebut di Jepara, Jawa Tengah.
Di Desa Sidigede, Welahan, ada tradisi yang disebut Prasah, yaitu pemberian mahar pernikahan berupa seekor kerbau yang harus digiring dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita.
BACA JUGA:Ini Tradisi Nyeleneh Suku Fore Oseania, Makan Mayat Penyebab Malapetaka Prion Penyakit Kuru
Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu dan dianggap sebagai simbol kehormatan dan kejantanan bagi mempelai pria dan keluarganya.
Selain itu, tradisi ini juga merupakan bentuk penghargaan kepada mempelai wanita dan keluarganya.
Namun, tidak sembarang kerbau yang bisa dijadikan mahar. Kerbau yang dipilih harus berukuran besar, gemuk, dan sehat.
Selain itu, kerbau juga harus dibuat mengamuk dengan cara dibacakan mantra oleh sesepuh desa atau diberi suara petasan agar menjadi liar dan stres.
BACA JUGA:Tradisi Nyeleneh Suku Kalash Tradisi Kawin Lari, Wanita Melarikan Laki-laki untuk Masa Percobaan
Proses pengarakan kerbau ini tidak mudah. Diperlukan tim penarik kerbau yang berjumlah sekitar 15-30 orang yang berpengalaman dan berani menghadapi kerbau yang ngamuk.
Mereka harus memegang tali yang sudah dikaitkan pada kerbau dan mengendalikannya agar tidak melukai orang-orang di sekitarnya.
Selama perjalanan dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita, kerbau bisa saja kembali mengamuk dan mencoba menyerang tim penarik atau warga yang menyaksikan prosesi tersebut. Oleh karena itu, tim penarik harus waspada dan sigap.
BACA JUGA:Keunikan Tradisi Suku Papua, Festival Lembah Baliem Hingga Arakan Merah Putih
Tidak hanya kerbau yang menjadi mahar pernikahan di Desa Sidigede.
Mempelai pria juga harus membawa seperangkat peralatan memasak dan lemari jati sebagai seserahan atau hantaran untuk mempelai wanita.
Hal ini dimaksudkan agar pasangan pengantin bisa hidup mandiri dan sejahtera setelah menikah.