Mengenang Perlawanan Rakyat Palembang Terhadap Penjajah

Jumat 04-08-2023,15:36 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Disetiap daerah yang didudukinya, kaum penjajah selalu berbuat semena-mena dengan penindasan hingga kerjapaksa. Walau menyadari kekuatan penjajah yang memiliki persenjataan yang lengkap, namun demi harga diri bangsa dan bebas dari penjajahan perlawanan senantiasi diberikan oleh masyarakat Indonesia.

Salah satunya perlawanan rakyat Palembang, Sumatera Selatan yang begitu gigih.

BACA JUGA:Sejarah dan Alasan Penyerbuan Batavia, Semangat Pantang Menyerah

Mengutib dari sumberbelajar.seamolec.org, perlawanan dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin yang menggantikan ayahnya tahun 1804 Sultan Mohamad Baha’udin.

Sultan Mahmud Badaruddin dikenal punya kepribadian yang kuat dan berbakat dalam menghadapi lawannya. Ia trampil berdiplomasi dan mahir dalam strategi perang, organisator yang ulung.

BACA JUGA:Sejarah Perang Padri, Puncak Revolusi Islam Minangkabau

Akibat jatuhnya VOC, monopoli Belanda di Palembang tidak dapat dipertahankan, bahkan factorinya di tempat itu hampir lenyap. Krisis ekonomi yang dihadapi pemerintah Hindia Belanda di Palembang, mempercepat peralihan kekuasaan ke tangan Inggris.

Sebelum Jawa jatuh ke tangan Inggris sudah ada kontak antara mereka dengan Palembang. Raffles menulis surat kepada Sultan Mahmud Badaruddin agar menyingkirkan Belanda dan untuk keperluan itu Inggris akan memberi bantuan militernya.

Tanpa memberikan tanggapan terhadap tawaran itu, loji Belanda diserang oleh pasukan Sultan, dan orang-orang Belanda dibawa ke hilir untuk dibunuh (14 September 1811) . 

BACA JUGA:7 Perang di Daerah, Walau Senjata Tradisional, Belanda Babak Belur

Kemudian loji diratakan dengan tanah untuk menghilangkan bekas-bekasnya. Untuk menghadapi segala kemungkinan di tempat-tempat strategis didirikan bangunan pertahanan, yang paling diperkuat adalah benteng Palembang yang dipasang ratusan meriam. 

Walaupun pertahanan diperkuat sedemikian hebatnya, Palembang dengan tidak banyak perlawanan jatuh ke tangan ekspedisi Inggris di bawah pimpinan Gillespie pada tanggal 24 April 1812. 

Sultan sempat mengungsi ke pedalaman. Sedangkan pimpinan pertahanan kerajaan berada di tangan Pangeran Adipati Ahmad Najamudin, seorang saudara Sultan yang ternyata tidak menunjukkan loyalitasnya kepada kakaknya, bahkan kemudian bersedia berunding dengan Inggris.

BACA JUGA:Perang Sengit 5 Hari 5 Malam

Pada tanggal 17 Mei 1812 Pangeran Najamudin mengadakan perjanjian dengan Inggris yang menentukan bahwa Pangeran Adipati Ahmad Najamudin diangkat menjadi Sultan Palembang, sedang Inggris memperoleh Bangka dan Belitung sebagai daerah kekuasaannya.

Kategori :