RADARMUKOMUKO.COM - Bagi sebagian orang, menangis adalah tanda kesedihan, kecewa, atau marah.
Namun, bagi suku Tujia di China, menangis adalah cara untuk mengekspresikan kebahagiaan dan cinta.
Suku Tujia merupakan etnis minoritas yang hidup menyebar di beberapa wilayah di China, seperti di Provinsi Hunan, Hubei, Guizhou, hingga Chongqing.
BACA JUGA:Suku - Suku Asli Aceh, Beragam Bahasa dan Budaya Namun Mayoritas Memeluk Islam
Mereka memiliki tradisi unik yang disebut Zuo Tang atau duduk bersama di aula, yang dilakukan oleh calon pengantin wanita sebelum menikah.
Tradisi ini mengharuskan pengantin wanita untuk menangis selama satu jam sehari hingga 30 hari menjelang pernikahannya.
Tak hanya itu, ibu, nenek, saudara, hingga bibi dari pengantin wanita juga harus ikut menangis bersama selama satu jam setiap harinya.
kepercayaan mereka, menangis adalah cara untuk menunjukkan Bentuk rasa bahagia dan cinta mendalam kepada keluarga dan suami yang akan dinikahi.
BACA JUGA:Tradisi Nyeleneh Kisah Suku Fore Oseania Yang Makan Mayat, Serta Penyebab Penyakit Kuru
Asal usul tradisi ini dikaitkan dengan kisah putri Negara Zhao yang menikah dengan Negara Yan untuk menjadi seorang ratu pada zaman Periode Negara-Negara Berperang (475-221 SM). Ibunya, pada saat kepergian putrinya, menangis di depan kakinya dan memintanya untuk kembali ke rumah sesegera mungkin.
Kisah tersebut menjadi inspirasi bagi suku Tujia untuk mengadopsi adat menangis sebelum menikah sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua dan leluhur.
Selain itu, tradisi ini juga merupakan bentuk protes terhadap sistem perjodohan yang masih berlaku di masa lalu.
Banyak pengantin wanita yang tidak puas dengan pilihan orang tua mereka dan merasa tidak bahagia dengan kehidupan pernikahan mereka.
Oleh karena itu, mereka sering memaki mak comblang yang mengatur pernikahan mereka dalam tangisan pernikahan.
BACA JUGA:Artis Cantik Ditangkap Narkoba, Tes Urine Positif, Sambil Menangis Bilang Begini