RADARMUKOMUKO.COM – Sampai saat ini, masih belum terdapat bukti ilmiah yang kuat terhadap keberadaan suku ini.
Pada bulan Maret 2017, sekelompok pemotor di Aceh tidak sengaja melihat seseorang yang diduga suku Mante. Seorang yang diduga suku Mante tersebut sempat terkejut dan lari sangat kencang dan adegan ini sempat terekam oleh salah satu pemotor dalam kelompok tersebut.
Rekaman tersebut dipublikasikan di Youtube dan secara cepat menjadi perbincangan dalam dunia maya di Indonesia, serta menjadi bahan pemberitaan.
Pemberitaan tersebut membuat Pemda Aceh melakukan penelusuran Suku Mante untuk meneliti keberadaan sebenarnya. Kementerian Sosial juga ikut menelusuri keberadaan suku Mante agar mereka mendapatkan jaminan sosial.
BACA JUGA:Tradisi Mingi, Membunuh Bayi Cacat dan Tak Diizinkan Lahir Oleh Kepala Suku
Dilansir dari berbagai sumber, Suku Mante, Gayo: Manti atau juga dieja Mantir, adalah salah satu etnik terawal yang disebut-sebut dalam legenda rakyat pernah mendiami Aceh.
Suku ini, bersama suku-suku asli lainnya seperti Lanun, Sakai, Jakun, Senoi, dan Semang, merupakan etnik-etnik pembentuk suku Aceh yang ada sekarang.
Suku Mante diperkirakan termasuk dalam rumpun bangsa Melayu Proto, awalnya menetap di wilayah sekitar Aceh Besar, dan tinggal di pedalaman hutan. Suku-suku asli tersebut diperkirakan beremigrasi ke Aceh melalui Semenanjung Melayu.
Dalam legenda Aceh, suku Mante dan suku Karo disebut-sebut sebagai cikal-bakal dari Kawom Lhèë Reutōïh (suku tiga ratus), yang merupakan salah satu kelompok penduduk asli Aceh.
Melayu Proto juga dikenal dengan Melayu Tua, yaitu Melayu gelombang pertama dari dua gelombang migrasi. Migrasi ini diperkirakan terjadi di masa lalu di Nusantara. Sehingga dari sana muncul bahasa Austronesia yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti Toraja, Sasak, Batak, Nias, Gayo, dan sebagainya. Namun penjelasan ini adalah sebatas teori yang disampaikan oleh para arkeolog.
BACA JUGA:Suku Sentinelese, Dilarang Dikunjungi Karena Dikenal Kejam
Kemungkinan migrasi suku-suku etnis ini adalah melalui Semenanjung Melayu menuju ke Aceh. Suku Mante juga merupakan salah satu cikal bakal dari Kawon Lhee Reutoih (suku tiga ratus) bersama dengan Suku Batak. Orang Mante kemungkinan sudah punah dikarenakan berbaur dengan suku lainnya yang tiba setelahnya.
Selain dipercaya sebagai salah satu suku yang berasal dari Melayu Proto, ada juga dugaan bahwa Suku Mante merupakan salah satu suku yang berhubungan dengan bangsa Funisia di Babilonia atau Dravida, tepatnya di kawasan lembah sungai Gangga dan Indus. Akan tetapi, dugaan ini belum dapat dibuktikan dan belum ditetapkan kepastiannya oleh para ahli arkeologi.
Pada tahun 1.987 juga sempat diberitakan. Orang Mante pada waktu itu terlihat di pedalaman Aceh. Berdasarkan informasi dari seorang pawang hutan, dilihatnya Suku Mante di hutan belantara pedalaman Lokop di Kabupaten Aceh Timur.
Selain itu, pawang hutan ini juga pernah melihat Suku Mante di hutan Oneng, Riki Gaib (Aceh Tengah dan Tenggara), dan juga di Pintu Rimba. Menurut pengakuannya, Suku Mante hidup di gua-gua, atau di celah gunung. Mereka akan menuju ke daerah sungai di siang hari. Adapun beberapa gua yang pernah ditinggali suku ini misalnya Jambur Atang, Gua Bete, Jambur Ketibung, Jambur Situpang, dan Jambur Ratu.