RADARMUKOMUKO.COM - Bangkai Titanic yang terbenam di Samudra Atlantik sejak tahun 1912 menjadi peninggalan sejarah dari bencana yang merenggut nyawa lebih dari 1.500 orang.
Namun, bangkai kapal itu tidak hanya menyimpan cerita, tetapi juga organisme hidup yang mengancam eksistensinya.
BACA JUGA:Tradisi Kejam, Menjahit Bagian Wanita Untuk Menjaga Kesucian
Para ilmuwan yang meneliti lokasi tenggelamnya Titanic menemukan bahwa bangkai kapal itu mengalami kerusakan hebat akibat korosi garam, arus laut yang kencang, dan mikroba pemakan logam.
Salah satu mikroba tersebut adalah jenis baru dari bakteri pemakan karat yang dinamakan **Halomonas titanicae** .
Bakteri ini pertama kali ditemukan dari bangkai kapal pada tahun 1991.
Peneliti baru bisa mengenali dan memberi nama bakteri tersebut pada tahun 2010. Bakteri ini memiliki nama latin **halomonas titanicae** dan memakan besi dan baja. Bakteri ini ditemukan menempel di permukaan sisa-sisa Titanic.
Menurut perkiraan Henrietta Mann, salah satu peneliti bakteri, mikroba ini dapat menghabiskan seluruh kapal Titanic pada tahun 2030.
Hal ini tentu saja mengkhawatirkan para ilmuwan dan penggemar Titanic yang ingin menjaga bangkai kapal sebagai situs warisan budaya.
Untuk mengidentifikasi bakteri ini, para ilmuwan menggunakan teknik biologi molekuler, seperti analisis DNA dan RNA.
Dengan cara ini, mereka bisa mengetahui karakteristik, metabolisme, dan hubungan evolusi bakteri dengan spesies lain.
BACA JUGA:Inilah Fakta Menarik dari Film Live Action Barbie Yang Saat Ini Tengah Tayang di Bioskop
Penemuan bakteri ini tidak hanya berguna untuk mempelajari proses peluruhan bangkai kapal, tetapi juga untuk mengembangkan teknologi baru yang dapat melindungi bahan logam dari korosi.
Selain itu, bakteri ini juga dapat dimanfaatkan untuk mendaur ulang logam dari limbah industri.