RADARMUKOMUKO.COM - Di Pedalaman Filipina, terdapat Suku Aeta atau Agta, diantaranya tinggal di daerah hutan yang sangat sulit dijangkau di Luzon tengah dan selatan
Sama dengan suku pedalaman lainnya, Suku Aeta kuno hidup dengan cara nomaden atau berpindah-pindah tempat dan memenuhi kebutuhan harinannya dengan berburu.
Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai hidup menetap dengan menjadi petani, peternak unggas maupun kambing, memancing, dan menanam jamur.
BACA JUGA:Tradisi Berburu Menyelinap Rumah Gadis Perawan Tengah Malam di Bhutan
Selain itu, orang Aeta pandai meramu obat-obatan herbal serta terampil membuat kerajinan tangan, seperti tikar, gelang, jas hujan dari daun palem, serta alat musik dari bambu.
Mereka membuat berbagai kerajinan tangan tersebut untuk dijual dengan cara menitipkannya kepada para pengurus gereja.
Belakangan ini juga disayangkan beberapa penduduk suku Aeta berkeliaran di jalanan Filipina mengemis makanan dan uang.
Suku Aeta sering dipandang rendah dan didiskriminasi, sehingga sulit bagi mereka untuk hidup dari hari ke hari.
BACA JUGA:10 Suku Ditakuti di Dunia Karena Ilmu Sihir, 3 Suku Dari Indonesia
Beberapa anggota suku Aeta juga didusir dari tanah mereka karena urbanisasi dan industrialisasi.
Suku ini disebut-sebut sebagai penduduk asli Filipina karena menjadi salah satu suku yang paling awal menghuni negara itu, sebelum migrasi Austronesia.
Dilihat dari ciri-ciri fisiknya, Suku Aeta diduga sebagai bagian dari bangsa Negrito, yang merupakan penduduk paling awal di Asia Tenggara.
Namun, saat ini, Suku Aeta telah bercampur dengan ras Austronesia dan berbicara menggunakan bahasa Austronesia.
BACA JUGA:Suku Pygmy, Nikah Usia 8 tahun, Bertubuh Pendek dan Berumur Pendek
Suku Aeta di Filipina sering dikelompokkan dengan keturunan bangsa Negrito lainnya, seperti penduduk asli Papua dan Australia.