Banyak orang yang masih percaya akan keberadaan naga Tasikmalaya dan bahkan pernah mengklaim melihat naga tersebut.
BACA JUGA:Laki-Laki Menyusui Bayi Hanya ada di Suku Aka, Begini Ceritanya
Namun, hingga saat ini belum ada bukti yang cukup untuk membuktikan kebenaran dari mitos ini.
Meskipun mitos-mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, banyak orang yang masih mempercayainya dan bahkan menganggapnya sebagai bagian dari kebudayaan Sunda yang kaya akan cerita dan legenda.
Larangan Duduk Depan Pintu
Dalam masyarakat Sunda, juga ada larangan duduk di depan pintu seperti di suku Jawa. Menurut cerita mitos ini dipercaya bisa mendatangkan Pamali.
Orang yang sering duduk di depan pintu, khususnya perempuan dipercaya akan mendapat kesialan sampai kesulitan dalam mendapatkan jodoh.
BACA JUGA:Tradisi Sunat Bambu Suku Atoni Meto, Diminta Berhubungan dengan Wanita Asing
Jika orang tua Sunda melihat anaknya duduk di depan pintu pasti akan berkata “Ulah diuk dihareupeun Panto bisi nontot jodo” yang artinya, “Jangan duduk di depan pintu takut susah jodoh”. Walau begitu, Pamali duduk di depan pintu juga bisa bermakna sebagai larangan anak-anak ataupun remaja agar tidak menghalangi orang yang ingin masuk atau keluar ruangan.
Dilarang Tidur Tengkurap Kaki Diangkat
Orang tua Sunda pasti akan langsung menegur jika anaknya tidur tengkurap dengan kaki diangkat ke atas. Hal ini merupaka pamali khususnya bagi anak-anak Sunda. Alasannya adalah tidur tengkurap dengan kaki diangkat ke atas dipercaya bisa membuat ibu mereka cepat meninggal.
Jika dipikir secara logis, larangan ini memiliki maksud agar anak menghormati orang tua dengan tidak melakukan pantangan dan berkelakuan sopan.
Berfoto Ganjil
Selanjtunya, ada larangan untuk melakukan foto bersama dengan orang berjumlah ganjil. Dari mitos yang beredar,berfoto dengan jumlah ganjil dipercaya akan mendatangkan musibah.
Orang yang berada ditengah-tengah saat berfoto dipercaya akan meninggalkan dunia.
BACA JUGA:10 Mitos Suku Jawa, Larang Poto Bertiga, Langgar Nomor 9 Gadis Bisa Jomblo Selamanya