RADARMUKOMUKO.COM – Hingga kini, sebagian besar Suku Anak Dalam (SAD) sering juga disebut Suku Kubu atau Orang Rimba, masih hidup di dalam kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD), Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan di wilayah Sumatera Selatan.
Pemerinta pada dasarnya sudah berbagai upaya, agar Suku SAD bisa hidup normal layaknya masyarakat lainnya. Namun mereka tetap memegang teguh prinsip dan tradisi leluluhur yang hidup berpindah-pindah dalam hutan rimba.
Masyarakat Suku SAD hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing kelompok tersebut terdiri dari belasan keluarga atau sekitar 20 hingga 100 jiwa.
BACA JUGA:Suku Kalash, Diasingkan Bersama Kambing, Pria Boleh Tiduri Gadis Atau Istri Orang
Mereka menyebut kehidupan di luar hutan rimba sebagai "dunia terang". Begitu pun dengan orang-orang di luar SAD yang mereka sebut sebagai "masyarakat terang".
Bagi Orang Rimba di Bukit Dua Belas, kontak dengan dunia luar secara sistematis dibatasi dan diatur tatanan adat.
Seperti disebutkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam kajian Perbandingan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Program Pengembangan Wilayah Terpadu 2004.
BACA JUGA:Cerita Suku Eskimo, Menitip Istri Pada Teman Hingga Bebas Poligami
Ada pula yang menyebutkan jika mereka percaya bahwa masyarakat terang merupakan pemakan manusia. Itulah sebabnya Suku Anak Dalam tak mau bertemu dengan masyarakat terang.
Namun sejak masuk Hak Pengusahaan Hutan (HPH) pada pertengahan 1970-an, kehidupan mereka mulai berubah. Seperti rimba mereka yang juga berubah ekstrem.
Saat ini kawasan hidup mereka sebagian besar berada di areal konsesi HPH.
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka bergantung sepenuhnya pada alam. Berburu dan meramu. Baru akhir-akhir ini mereka belajar menetap dan juga berladang. Namun kini mereka sedikit lebih terbuka.
BACA JUGA:Suku Mosuo, Perempuan Berkuasa Penuh, Bebas Pilih Pria Diajak Tidur, Tanpa Nikah
Mayoritas Suku Kubu menganut kepercayaan animisme. Suku ini tidak memiliki kepercayaan seperti agama yang umumnya dianut di Indonesia.
Mereka hanya percaya pada sesuatu yang mereka anggap hebat dan berkuasa. Selain itu, layaknya seorang Avatar, mereka mempercayai empat elemen seperti air, tanah, api dan angin, yang mereka anggap berkuasa.