Tradisi ini perlahan menghilang karena minoritas menjadi terekspos pada modernisasi dan budaya khmer, di mana seks pranikah tidak baik.
Dilansir dari berbagai sumber, sejak beberapa tahun lalu, cara keluarga Kreung membangun rumah mereka juga berubah seiring dengan maskyarakat menjadi lebih kaya.
BACA JUGA:Gubuk Bukumatula Tempat Anak Kecil Memadu Cinta, Suku Trobriander Papua Nugini
Secara tradisional, rumah mereka terbuat dari bambu kecil dan tidak tahan lama pada saat musin hujan tiba. Namun sekarang beberapa desa membangun rumah mereka dari kayu atau batu bata yang tahan lebih lama dari bambu. Sehingga mereka lebih suka menempatkan semua kamar tidur di dalam satu rumah untuk anak perempuan mereka.*