Keputusan hubungan dan apa yang akan mereka lakukan saat kencan ditentukan oleh perempuan. Apakah hanya sekadar bercengkrama atau berhubungan seksual.
Karena wilayah kekuasaan 'pondok cinta' milik sang gadis, mereka diizinkan mengundang siapa pun untuk datang ke gubuk yang mereka tinggali.
Bahkan, para perempuan itu boleh memiliki lebih dari satu kekasih saja, selama masa periode seleksi mencari pasangan hidup.
BACA JUGA:Suku-suku yang Dikenal Miliki Ilmu Mistik Terkuat, Menjadi Momok Bagi Kaum Penjajah
Sebagai tamu, para pria tidak diperbolehkan agresif. Sebab, para pria Kreung telah diajarkan untuk memperlakukan para wanita dengan sopan dan terhormat. Jika mereka melanggar aturan ini, maka akan ada sanksi adat yang harus diterima.
Bagi Suku Kreung, kata 'perawan' atau 'pelacur' bukan menjadi hal yang dianggap penting.
Karena dalam masyarakat Kreung, keperawanan perempuan bukan suatu hal yang penting. Yang terpenting adalah menemukan orang tepat untuk dijadikan teman hidup hingga membentuk keluarga.
Meski cara tradisional ini dianggap bertentangan dengan adat timur yang dilakukan masyarakat Indonesia, ada hal positif dari cara ini. Kabarnya, dalam Suku Kreung tidak pernah terjadi kekerasan seksual, seperti pemerkosaan ataupun perceraian.*
BACA JUGA:Tradisi Aneh Suku Tiv, Menyayat Perut Wanita