RADARMUKOMUKO.COM - Mantan menteri kelautan yang dikenal tegas dengan beberapa kali tenggelamkan kapan pencuri ikan, kembali menjadi perhatian publik.
Setelah pada lebaran lalu viral karena mudik mengendarai mobil bak terbuka tanpa ac, hingga minta rokok pada pengendara lain.
Kini beredar rekaman telphone Susi marah-marah kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang telah menyandera Pilot Susi Air Captain Philip Merthens.
BACA JUGA:Kondisi Air Berangsur Surut, Warga Tapan Pesisir Selatan Waspada Banjir Susulan
Susi Pudjiastuti melampiaskan kemarahannya saat berkomunikasi lewat telepon dengan aktivis sekaligus pendeta Karel Phil Erari soal penyanderaan pilotnya, Philip Mehrtens oleh kelompok bersenjata atau KKB di Papua.
Diketahui, Pilot Susi Air asal Selandia Baru, Phillip Mehrtens, diculik oleh KKB pada Februari lalu di Nduga, Papua.
KKB Papua menyerang anggota TNI yang hendak mengevakuasi Pilot Susi Air tersebut.
Susi marah karena KKB alih-alih membebaskan pilotnya, malah menembaki pasukan TNI hingga tewas di tengah upaya negosiasi damai.
BACA JUGA:Potret Jembatan Beton Jalan Nasional Mukomuko, Begini Kondisinya
“Saya marah Pak Phil. Saya sangat sabar. Saya hampir 20 tahun terbang di Papua, saya bantu masyarakat. Tolong tanya di Mamit, saya kasih obat-obatan, tangan saya cuci luka anak-anak Papua,” kata Susi dalam rekaman percakapan yang tersebar di media sosial.
Susi juga menyebut pernah bertemu ayah Egianus Kogoya bernama Daniel Kogoya, ayah dari pemimpin KKB, Egianus Kogoya.
“Saya pernah bertemu Daniel Kogoya, Beliau orangnya baik. Mengapa Egianus Kogoya menjadi orang biadab,” ucap Susi.
“Kasih bakar pesawat orang yang selama ini bawa makanan, bawa obat-obatan, bawa semua yang dibutuhkan, dan membawa orang Papua ke mana saja dibutuhkan. Apa dosa saya? Apa salah saya?” imbuhnya.
Dia melanjutkan, kemarahannya semakin bertambah ketika mengetahui KKB menembaki pasukan TNI yang ditugaskan untuk mengevakuasi Phillip Mehrtens.
“Pasukan TNI itu dipersiapkan untuk mengevakuasi jika (sandera) jadi diserahkan. Mereka anak-anak muda, bukan pasukan tempur, tapi mereka ditembaki begitu saja. Saya marah, saya ikut marah,” ungkapnya.