‘’Maka dinamailah negeri itu Selolong,’’ terang Edi Yanto.
Masih Edi Yanto, setelah lepas dari kandas, perahu rombongan melaju dan mengarah ke muara.
BACA JUGA:KPU Pinjam Motor Lama Untuk Kendaraan PPK
Semua penumpang di dalam perahu mendarat.
Perintah Raja Syahbandara, plang (perahu) yang digunakan rombongannya lalu dihanyutkan ke laut.
Tujuannya, agar tidak ada yang kembali lagi ke tanah Jawa.
BACA JUGA:Harga TBS Sawit Bergerak Turun, Rata-Rata Rp 2.250
‘’Dijelaskan dalam sejarah tambo, plang itu dihanyutkan lalu berubah menjadi pulau, setelah Raja Syahbandar melepaskan ‘kesaktian’ yang disebut mainannya yang dinamakan kurik lang berantai di kawasan muara itu,’’ terangnya.
Dari dua rombongan raja ini, pecah menjadi tiga.
Satu rombongan mengarah ke Dusun Dalam yang diketuai oleh Sang Depati berbaju cit.
BACA JUGA:Desa Mekar Mulya Serahterimakan Bangunan DD 2022
Satu rombongan tinggal dimuara itu, dan satu rombongan yang lainnya terus ke Mukomuko diketuai oleh Raja Syahbandar Intan Bakarang dan Raja Sakti.
Dijelaskan dalam sejarah, selama melaksanakan perjalanan menuju Mukomuko, Raja Syahbandar setiap bertemu dengan aliran sungai, selalu menimbangnya.
Ia menggunakan timbangan logam miliknya.
Ada beberapa air sungai yang ditimbang.
Tercatat dalam sejarah, diantaranya air di aliran Sungai Lakum.