Jika ada yang bilang "Politik itu kejam" H. Novialdi, SP (mungkin) salah seorang yang membenarkan, dan merasakan hal itu. Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pak Haji, -Sapaan akrab Novialdil-, tidak berpolitik. Akan tetapi ia ikut kena imbas kejamnya politik. Tidak ada hujan, tidak ada badai, tiba-tiba Pak Haji didepak dari jabatan Sekcam. Dan menjadi staf fungsional di kantor yang sama. Peristiwa tahun 2017 tersebut, akan terus dikenang sepanjang hayatnya. "Sakitnya tu disini, di dalam hatiku" (syair lagu)
Sahad Abdullah - Teramang Jaya
2003, menjadi tahun bersejarah bagi masyarakat Mukomuko. Pada tahun itu, Mukomuko memisahkan diri dari Kabupaten Bengkulu Utara. Dan berdiri menjadi kabupaten sendiri. Ada 5 kecamatan yang memisahkan dari Kabupaten Bengkulu Utara, dan tergabung menjadi Kabupaten Mukomuko. Kecamatan Mukomuko Selatan, Pondok Suguh, Teras Terunjam, Mukomuko Utara, dan Kecamatan Lubuk Pinang. Berdirinya Kabupaten Mukomuko, membawa perubahan terhadap karier Novialdi. Ia mengajukan diri untuk menjadi PNS daerah Kabupaten Mukomuko. Salah satu alasannya adalah, istri dan anaknya tinggal dan bertugas di wilayah Kabupaten Mukomuko. Tepatnya di Desa Pasar Bantal, Kecamatan Teramang Jaya, sebagai bidan desa. Tahun 2006, Novialdi diminta oleh seorang pejabat di kantor Camat Teramang Jaya, untuk bergabung dengannya.
BACA JUGA:Jejak Pengabdian Pak Haji - Novialdi - (Bagian-2)
"Sejak saat itu, saya pun bertugas di kantor camat. Kalau biasanya menjadi orang lapangan, sekarang menjadi orang kantoran, yang duduk di belakang meja," kenang pak Haji.
Seiring berjalannya waktu, Novialdi dipromosikan untuk menduduki jabatan Kasi Keamanan dan Ketertiban, Kantor Camat Teramang Jaya. Tahun 2012, mendapat kesempatan mengikuti PIN IV di Bukit Tinggi. Dari 40 peserta, Novialdi masuk dalam 10 besar terbaik. Awal tahun 2014, Novialdi dipercaya untuk mengikuti pelatihan teknis pemerintah calon camat. Pelatihan di pusat kesenjataan infanteri Bandung. Pelatihan berlangsung hampir 3 bulan. Novialdi dinobatkan sebagai peserta terbaik pertama. Tahun 2015, Novialdi mendapat amanah jabatan yang lebih tinggi, Sekcam. Selama sekitar 10 tahun bertugas di kantor camat, ia memberikan yang terbaik untuk negeri. Disiplin dan bekerjasama, menjadi hal yang dijunjung tinggi. Tidak heran jika Teramang Jaya, pernah dinobatkan sebagai kecamatan terbaik tingkat nasional.
"Kami selalu bekerjasama dengan baik dan disiplin tinggi. Sama-sama bekerjasama dan bekerja sama-sama. Berat sama dipikul, dan ringan sama dijinjing. Itu kata pepatah dan memang kami terapkan," kata Novialdi.
BACA JUGA:Jejak Pengabdian Pak Haji - Novialdi - (Bagian-1)
Di luar tugasnya sebagai pegawai kecamatan, Novialdi juga pernah dipercaya menjadi Penjabat (Pj) Kades Pernyah. Ketika itu, ia mengisi kekosongan kursi Kades, sebelum digelar Pilkades serentak gelombang I, tahun 2016. Di masyarakat, Novialdi juga diamanahkan menjadi pengurus masjid. Tahun 2017, Novialdi digeser dari kedudukannya sebagai Sekcam. Bukan karena tidak mampu bekerja, tapi lebih karena sentimen dan kepentingan segelintir orang. Saat itulah ia menyadari dan merasakan, bahwa untuk mendapat jabatan tertentu, kadang orang menghalalkan segala cara. Tidak perlu pintar (mampu) tapi harus pintar-pintar. Tidak heran, jika di kabupaten ini, banyak pejabat yang ilmunya tidak sesuai dengan jabatannya. Tapi sesuai dengan seleranya.
"Ilmu saya cukup untuk menjadi Kepala dinas. Tapi saya tidak gila jabatan, yang tidak tega sikut kiri dan kanan, serta menjegal orang lain demi mengejar jabatan," papar Novialdi. (Bersambung)