Antisipasi Corona Arus Mudik Lebaran METRO - Tiada kata menyerah bagi umat di muka bumi ini untuk bisa melawan Covid-19. Kendati kata itu sebuah motivasi, namun tetap harus diawali dari kewaspadaan masing-masing individu. Hal inilah membuat hati Bupati Mukomuko H. Choirul Huda, SH, menjadi gundah gulana. Ia mengaku sangat prihatin dengan kondisi saat ini. Pasalnya, virus Corona semakin mengganas dengan menyerang dalam diam ke tubuh manusia tanpa mengenal usia. Akibatnya jumlah yang terpapar virus Corona setiap hari semakin bertambah. Hal ini diketahuinya dari hasil pemantauan data yang dikeluarkan dari gugus tugas Provinsi Bengkulu. Huda begutu sapaannya, mengajak lakukan perlawanan terhadap Corona dengan diawali dari sebuah kejujuran diri. Baginya, virus Corona cepat menyebar, disebabkan oleh ketidak jujuran individu manusia tentang riwayat perjalanan dan riwayat kesehatannya.
‘’Jika ada seorang individu yang tidak jujur dengan riwayat perjalanan dan riwayat kesehatannya, jelas ini merupakan hal yang sangat membahayakan. Individu bersangkutan mendatangi tim kesehatan memeriksakan diri dengan tidak jujur. Sedangkan individu tersebut sudah terpapar virus corona karena telah mengunjungi kota zona merah. Individu tersebut tidak mengakui riwayat perjalanannya serta gejala yang dialami, jelas individu tersebut telah menyebarkan virus kepada tim kesehatan yang memeriksanya. Jika tim kesehatan kita yang selalu berada di garda terdepan banyak yang terpapar Corona, siapa lagi yang akan menangani masyarakat nantinya. Makanya saya mohon dengan sangat, supaya masyarakat kita mengedepankan kejujuran dalam melawan Covid-19 ini,’’ tegas Choirul Huda dengan nada berharap. Kekhawatiran Choirul Huda ini cukup mendasar, karena mengantisipasi ledakan data masyarakat yang berasal dari kota zona merah, pulang kampung pada arus mudik lebaran ini. Diingatkannya, bagi yang baru melakukan perjalanan dari kota zona merah, pulang kekampung halaman Mukomuko wajib melakukan isolasi mandiri. Juga disarankan segera melapor kepada petugas kesehatan terdekat dengan menceritakan secara jujur riwayat perjalanan dan kondisi kesehatannya. Jika tidak diceritakan dengan jujur, jelas petugas kesehatan sulit untuk melakukan pengawasan serta pemantauan terhadap setiap individu yang baru datang dari daerah zona merah. ‘’Semua pihak diuntungkan dari sebuah kejujuran individu yang baru datang dari daerah zona merah masuk ke Mukomuko ini. Menurut saya, masyarakat tidak harus risau dan ketakutan dengan sistem dan protokol perlawanan terhadap Covid-19 ini. Karena mereka yang terpapar Covid-19 itu bukan sebuah aib dan bukan hal yang memalukan. Mereka yang melakukan isolasi itu juga, bukan bentuk hukuman atau sanksi. Malahan mereka yang jujur dan dianjurkan isolasi itu, mendapat pemantauan dan pengawasan kesehatan yang sangat baik dari tim kesehatan. Jika kesehatan kita dipantau, jelas itu sebuah kepedulian yang kita dapati,’’ imbuh Choirul Huda. d Hal senada disampaikan oleh salah seorang tokoh masyarakat Mukomuko Drs. Dharma Setiawan Kadar, SH. Menurutnya, sangat rugi jika ada masyarakat Mukomuko yang baru pulang ke kampung halaman, tidak melapor dan cek kesehatan. Ia juga sangat sepakat menyatakan bahwa terpapar corona bukanlah hal yang membuat seseorang jadi aib atau hina. Terpapar atau tidaknya seseorang, dimintanya tetap selalu waspada dengan cara jujur dengan petugas kesehatan. Menariknya, Iwan Kadar begitu sapaannya, menyatakan yang disebut berada di garda terdepan melawan Covid-19 adalah diri kita sendiri. Individu yang tidak mau jujur dengan riwayat perjalanan dan kesehatannya, dinilai oleh Iwan suatu sikap egois. Ia juga menyatakan, saat ini berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah mulai dari pusat, provinsi hingga kota dan kabupaten. ‘’Selaku masyarakat juga harus proaktif dalam memerangi Covid-19. Jangan kita selaku masyarakat hanya bisa mengeluh, menyalahkan serta menghujat pemerintah saja. Kalau mau jujur, yang berada di garda terdepan melawan Covid-19 itu diri kita sendiri. Karena Covid-19 menyerang individu. Jadi mari kita bantu upaya pemerintah dalam memutuskan mata rantai Covid-19 dengan cara disiplin, patuh dan jujur. Masa kita sendiri tidak menyayangi keluarga terdekat kita? Jika menyayangi keluarga kita, maka kita harus berada di garda terdepan dengan modal jujur, ikuti protokol Covid,’’ demikian Iwan Kadar. (vee)Warga Dari Zona Merah, Diminta Jujur Cek Kesehatan
Senin 18-05-2020,09:15 WIB
Editor : Radar Mukomuko
Kategori :