Sosok Pahlawan Nasional Tan Malaka Yang Tidak Diketahui Dimana Makamnya

Sosok Pahlawan Nasional Tan Malaka Yang Tidak Diketahui Dimana Makamnya

Sosok Pahlawan Nasional Tan Malaka Yang Tidak Diketahui Dimana Makamnya--

Dari Semaun, Tan Malaka dibawanya ke Semarang sebagai guru di sekolah Hollandsch-Inlandsche School (HIS), dibuka oleh pemerintah di Pekalongan, Semarang.

Lalu, 6 Juni ‘21, Sarekat Islam (SI) atas surat kepada Residen mendirikan sebuah sekolah di Semarang dan Tan Malaka menjadi pemimpin serta tenaga pengajar satu-satunya sebelum mengkaderisasi murid-muridnya sebagai guru. 

BACA JUGA:Shopee Gandeng Hearts2Hearts, Iklan Kampanye 9.9 Super Shopping Day Penuh Warna!

BACA JUGA:Menggebrak Pasar Digital: Manfaat QRIS BRI untuk Warung di Empat Lawang

Perkembangan di kota lain, Bandung, didirikan Sekolah SI dan berkecimpung secara kegiatan sosial di sana. Kemudian, 13 Februari ‘22 Tan Malaka ditangkap.

Ditahan, diinterogasi oleh reserse mengenai kegiatan politiknya di sekolah rakyat, dipindahkan dari Bandung ke Semarang bersama Piet Bergsma dan Subidio (pimpinan PKI). 

Setelah masa tersebut, Tan Malaka meminta melalui Telegraf dibuang ke Belanda, bersedia menanggung biaya pemberangkatan pribadi tanpa bantuan pemerintah. Nona Sneevliet membantu biaya, tanggal 24 Maret direncanakan setelah urusan di Semarang selesai – ia diberangkatkan ke Belanda. 

Tan Malaka dikenal oleh kaum komunis di Belanda dan diundang ke pertemuan di Amsterdam oleh Dr. W. Van Ravesteyn, anggota Komunis Majelis Rendah. Meskipun tidak berhasil memenangkan pemilihan anggota Majelis Rendah, Tan Malaka terus berjuang di Belanda dan Moskow dalam Komintern ke-IV, sidang ke-VII pada 12 November 1922. 

Setelah kongres, ia diminta untuk menyusun buku tentang Indonesia oleh Profintern (Himpunan serikat-serikat buruh komunis) dan banyak menulis artikel di harian komunis, surat kabar Profitern dan De Tribune. 

Pada akhir tahun 1923, Tan Malaka pergi ke Kanton (Guangdong), Cina, di mana ia bertemu dengan Dr. Sun dan diberi sanjungan yang tinggi.

Hubungan dengan PKI dijalin melalui dokumen rahasia diserahkan ke Alimin perihal Kongres PKI pada Juni 1924. Kongres Buruh Angkatan menyimpulkan bahwa Tan Malaka akan diberikan tanggung jawab mengurus Biro dan media The Dawn. 

Terbitan perdana, “Naar De Republiek Indonesia” dan berobat di Kanton. Lalu beristirahat di Manila, Filipina. 

Pemberontakan PKI dicanangkan terjadi pada 1926-27, Tan Malaka menolak pemberontakan (mengirimkan Thesis namun tidak sampai ke partai) dan Moskow (Komintern) pun satu pendapat

Gugur dan gagal, Tan Malaka mendirikan Partai Rakyat Indonesia (PARI) sebagai penyuluh dari pergerakan bangsa. Dari Filipina, pindahlah ke Amoy sebagai tempat pengobatan tradisional baginya.

Tertangkap kembali oleh reserse Inggris dan Hindia Belanda, diinterogasi mengenai Bolshevisme dan berhasil dibebaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: