6 Tanaman Ini Ternyata Hanya Berbuah Sekali Sepanjang Hidupnya, Apa Saja?

6 Tanaman Ini Ternyata Hanya Berbuah Sekali Sepanjang Hidupnya, Apa Saja?

6 Tanaman Ini Ternyata Hanya Berbuah Sekali Sepanjang Hidupnya, Apa Saja?--

BACA JUGA:Insinyur Penerbangan Luncurkan Desain Kursi Berdiri Pesawat untuk Penerbangan Kurang dari Dua Jam

Palem Aren (Arenga pinnata)

Palem aren adalah tanaman tropis yang tersebar di Asia Tenggara dan dikenal karena menghasilkan kolang-kaling. Tanaman ini hanya berbuah sekali seumur hidupnya, biasanya setelah mencapai usia tertentu. Setelah berbuah, palem aren akan mati, namun sebelum itu, tanaman ini memberikan manfaat besar bagi manusia. 

Nira yang dihasilkan dapat diolah menjadi gula merah, cuka, atau minuman fermentasi. Batangnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk bahan bangunan. Siklus hidupnya yang unik menjadikan palem aren sebagai tanaman monokarpik yang penting secara ekonomi dan budaya.

Pisang (Musa spp.)

Pisang adalah tanaman tropis yang hanya berbuah sekali seumur hidupnya. Setelah berbuah, batang utama pisang akan mati, namun tanaman ini akan menghasilkan tunas-tunas baru dari rimpangnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Pisang memiliki banyak manfaat, mulai dari buahnya yang kaya nutrisi hingga daunnya yang digunakan dalam berbagai keperluan kuliner. 

Siklus hidupnya yang monokarpik memungkinkan regenerasi yang cepat dan berkelanjutan. Pisang juga merupakan tanaman penting dalam pertanian tropis dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Talipot Palm (Corypha umbraculifera)

Talipot palm adalah salah satu spesies palem terbesar di dunia yang hanya berbunga sekali seumur hidupnya, biasanya setelah mencapai usia 30 hingga 80 tahun. Setelah berbunga dan menghasilkan buah, pohon ini akan mati. Selama masa hidupnya, talipot palm dapat tumbuh hingga 25 meter dengan diameter batang sekitar 1 meter. 

Daunnya yang besar sering digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk bahan anyaman dan upacara keagamaan. Buahnya mengandung zat saponin yang beracun jika tidak diolah dengan benar, namun memiliki nilai ekonomi dan budaya yang tinggi dalam masyarakat lokal. Populasi talipot palm semakin langka dan memerlukan upaya pelestarian.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: