Jangan Salahkan Temanmu, Ternyata Tanda Ini Menunjukan Dirimu Toxic dan Berdampak Buruk dalam Pertemanan

Jangan Salahkan Temanmu, Ternyata Tanda Ini Menunjukan Dirimu Toxic dan Berdampak Buruk dalam Pertemanan--
Mengabaikan isyarat bahwa temanmu membutuhkan dukungan, atau terus-menerus menekan mereka untuk mengikuti kemauanmu tanpa mempertimbangkan kenyamanan mereka, adalah bentuk ketidakpedulian yang dapat merusak ikatan pertemanan secara perlahan namun pasti.
Ghibah
Kebiasaan membicarakan teman di belakang adalah racun yang ampuh untuk menghancurkan kepercayaan dalam pertemanan.
Gosip mungkin terasa menyenangkan dan memberikan kepuasan sesaat, tetapi dampak jangka panjangnya sangat destruktif.
BACA JUGA:4 Skill yang Paling Dibutuhkan Jika Ingin Berkarir di Luar Negeri
BACA JUGA:Anjing vs Kucing, Mana yang Lebih Cerdas?
Bayangkan perasaanmu saat mengetahui bahwa orang yang kamu anggap teman dekat ternyata menyebarkan informasi pribadimu atau mengkritikmu di hadapan orang lain. Kepercayaan yang telah hancur sangat sulit untuk diperbaiki.
Integritas dalam pertemanan berarti kamu berbicara tentang temanmu dengan cara yang sama, baik saat mereka hadir maupun tidak.
Jika kamu memiliki masalah dengan perilaku temanmu, pendekatan yang lebih sehat adalah mendiskusikannya langsung dengan empati dan niat baik untuk memperbaiki hubungan, bukan membicarakannya dengan orang lain.
Membuat Teman merasa Bersalah
Tanda toxic terakhir yang tidak kalah merusak adalah kebiasaan membuat teman merasa bersalah atau tertekan. Manipulasi emosional seperti memberikan ultimatum, melakukan silent treatment, atau sengaja membuat temanmu merasa tidak cukup baik adalah bentuk dari perilaku toxic.
Kalimat seperti "Kalau kamu benar-benar temanku, kamu akan..." atau "Aku sudah melakukan banyak hal untukmu, dan begini balasanmu?" adalah contoh cara membuat teman merasa bersalah dan terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.
Pertemanan sejati memberikan ruang untuk bertumbuh dan bebas menjadi diri sendiri, bukan perasaan terjebak dan tertekan.
Jika temanmu sering merasa harus "berjalan di atas kulit telur" saat bersamamu, takut akan reaksimu, atau merasa terbebani oleh ekspektasimu, mungkin sudah waktunya untuk introspeksi diri.
Menyadari bahwa kita mungkin memiliki perilaku toxic bukanlah hal yang mudah, tetapi kesadaran ini adalah langkah pertama menuju perubahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: